Serapan Gabah Masih Kurang, Bulog Pastikan Ketersediaan Beras Aman Jelang Masa Panen
Bulog memastikan meski serapan gabah dari petani masih rendah namun jelang masa panen ketersediaan stok beras masih aman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat pada Maret 2022, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani sebesar Rp. 4.615 per kg. Dikutip dari laman resmi BPS, harga ini turun sebesar 3,14 persen dibandingkan
Februari 2022.
Rata-rata harga GKP ditingkat Penggilingan sebesar Rp. 4.752 per kg atau turun 3,09 persen.
Untuk Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani juga turun 2,04 persen, begitu juga di tingkat penggilingan turun 2,44
persen.
Baca juga: UPDATE Harga Sembako Hari Ini Jumat 8 April 2022, Minyak Goreng, Beras, Telur, dan Lainnya
Adanya harga gabah kering tersebut membuat Buloh belum berani membeli hasil panen tersebut karena Harga Pembelian Pemerintah atau HPP kita itu di harga Rp. 4.300.
"Harganya masih cukup tinggi yaitu Rp. 4.700 perkilonya, kami belum berani beli. Karena HPP kita itu di harga Rp. 4.300, sedangkan harga di petaninya masih tinggi, harga petani masih di atas HPP kita," kata Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita usai menerima kunjungan Komisi VI DPR RI di Gudang Bulog Gede Bage Bandung, belum lama ini.
Karena harga tersebut, serapan gabah dari petani ke Bulog hingga saat ini masih sedikit.

Meski begitu, pihaknya menyakinkan kalau stok beras di Jawa Barat masih aman atau mencukupi karena masih ada sekitar 130 ribu ton, sementara stok beras di tingkat nasional ada di 830 ribu ton.
Terlebih tak lama lagi yakni sekitar dua pekan kedepan akan memasuki masa panen.
Baca juga: Daging Kerbau Disebut Lebih Banyak Habis Dibanding Daging Sapi di Perum Bulog, Ini Alasannya
"Adanya masa panen ini biasanya akan merubah harga gabah, kemungkinan akan merata sehingga harga gabah bisa sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Di lokasi yang sama, Wakil Ketua Komisi VI Martin Manurung, mengatakan kunjungan anggota ini untuk menindaklanjuti hasil rapat komisi VI yakni memastikan ketersedian serta kesiapan Bulog terutama mengantisipasi sejumlah harga-harga kebutuhan yang saat ini sedang naik.
"Kami melihat Bulog lebih bisa meningkatkan perannya, karena dari laporan tadi yang terserap baru 2 sampai 3 persen," katanya.
Dengan kondisi tersebut serta melihat kondisi saat ini, pihaknya akan meminta masukan dari Bulog dan lembaga terkait agar punya kemampuan membentuk sebuah lembaga yang nantinya bisa memiliki kemampuan stabilisasi harga.