Berkah Ramadan, Jualan Hanya Sebentar Pedagang Es di Majalengka Raup Ratusan Ribu Rupiah Per Hari
Setiap menjelang magrib di berbagai daerah akan terlihat deretan pedagang yang menawarkan makanan takjil untuk berbuka puasa, salah satunya es.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Bulan Ramadan, selain berkah untuk meraih ampunan, juga berkah untuk memperoleh rezeki.
Tidak aneh jika banyak bermunculan pedagang dadakan.
Setiap sore hingga menjelang magrib, di berbagai daerah akan terlihat deretan pedagang yang menawarkan makanan takjil untuk berbuka puasa.
Es, adalah salah satu dagangan yang marak ditemukan di berbagai daerah.
Pemandangan tersebut akan semakin mudah terlihat di titik-titik yang menjadi pusat keramaian, atau pinggir jalan.
Hal itu seperti terlihat di Jalan KH Abdul Halim, tepatnya di sebelah Utara alun-alun Majalengka.
Di sini akan mudah ditemukan makanan takjil, dari mulai es, sosis batagor, dan takjil-takjil lainnya.
Keramaian para pedagang di sini sudah terlihat sekitar pukul 16.00 WIB atau setelah bada ashar.
Bukan tanpa alasan mereka memilih berdagang di sekitar alun-alun ini.
Dengan lokasi yang cukup strategis, dagangan mereka akan mudah terlihat oleh masyarakat luas, khususnya mereka yang melintas di jalan utama itu.
Rizki (23), salah satu penjual es di sekitar alun-alun mengaku, dalam waktu yang relatif singkat, dari mulai pukul 16.00-21.00 WIB, ia sudah mengantongi uang sekitar Rp 400 - Rp 500 ribu.
Baca juga: Masjid Agung Al-Imam Majalengka Sediakan 100 Takjil Tiap Hari Selama Bulan Ramadan
Padahal, di Majalengka masih kerap turun hujan.
"Mulai buka jam 4, paling malam sampai jam 9. Ya, sejak hari pertama puasa, bisa dapat sekitar Rp 400 ribu," ujar Rizki saat berbincang dengan Tribun, di sela-sela menunggu pembeli, Rabu (6/4/2022).
Biasanya, ia mengaku hanya mendapatkan kurang dari itu.
Apalagi ditambah cuaca hujan kerap terjadi di Majalengka.
Yang mana membuat dagangannya kurang laku dibeli.
"Sebelum puasa mah paling Rp 100 ribu atau Rp 200 ribu lah," kata dia.
Kendati masih di awal-awal ramadan, dia juga mengaku, pembeli sudah mulai banyak berdatangan.
Terlebih, para pengendara kendaraan roda dua maupun roda empat yang melintas.
"Banyaknya yang melintas, karena memang lokasi ini strategis untuk mereka membeli, tidak usah turun dari kendaraan, bisa beli untuk buka puasa di jalan," ucapnya.

Disinggung apakah ada petugas yang memberi teguran terkait aktivitas berdagang, Rizki mengaku, hingga hari ke empat puasa, tidak ada.
"Nggak ada," ujar dia.
Sementara, pantauan Tribun di lokasi, kendati di sekitar alun-alun, mereka tidak menggunakan trotoar untuk menjajakan barang dagangannya.
Gerobak mereka terlihat berjejer di pinggir jalan, tanpa memakan trotoar.
Lingkungan alun-alun sendiri sejatinya menjadi tempat terlarang untuk aktivitas berjualan.
Di beberapa titik terlihat papan pengumuman terkait larangan itu.
Dalam papan pengumuman itu tertulis, dilarang berjualan sesuai Perda nomor 10 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum, Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat. (*)