Senyuman Enceng karena Berkah Ramadan, Perajin Kolang-kaling di Sumedang Itu Banjir Pesanan
Kini permintaan kolang-kaling mencapai 7 kuintal per minggu, dua kali lipat dibandingkan masa-masa biasa
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG- Kolang-kaling menjadi penganan "wajib" di bulan Ramadan.
Biasanya, kolang-kaling dimasak dicampur pewarna makanan merah, hijau, kuning, atau menjadi pelengkap es campur sajian takjil.
Lezatnya kolang-kaling seirama dengan senyuman Enceng (48) dan keluarga yang sehari-hari mengolah buah pohon enau itu di tengah kebun, jauh dari pemukiman warga.
Enceng adalah warga Cideresik, RT 01/01, Desa Cinanggerang, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.
Di kampungnya itu pula, dia setiap hari merebus dan mengupas caruluk supaya menjadi cangkaleng.
Caruluk adalah bahasa Sunda untuk kolang-kaling berbalut cangkang, sementara cangkaleng adalah kolang-kaling yang siap dimasak.
Baca juga: Sering Diolah Jadi Menu Buka Puasa, Berikut adalah 7 Manfaat Kolang-kaling untuk Kesehatan Tubuh
"Semenjak puasa ini, pesanan meningkat. Banyak yang mengambil ke sini, entah dari daerah Bogor atau dari yang terdekat, pasar Tanjungsari," kata Enceng.
Enceng sedang mengolah kolang-kaling ketika ditemui TribunJabar.id, Selasa (5/4/2022). Dia ditemani dua orang yang sepuh.
Dia dan seorang perempuan sepuh memecah caruluk rebus menggunakan golok. Sementara seorang lelaki tua melepaskan cangkaleng dari cangkangnya ke sebuah wadah.
"Hari ini bahan yang kami dapat sedikit, jadi yang bekerja hanya tiga orang termasuk saya. Biasanya kalau bahan banyak, yang kerja 6 orang," katanya.
Dia mendapatkan caruluk dari berkeliling ke kebun-kebun, gunung, atau sesekali ke hutan. Khusus pohon yang ada pemiliknya, dia bayar Rp 100 ribu untuk mendapatkan caruluk sepohon.
Biaya itu belum termasuk biaya memanjat dan mobilitas dari lokasi pohon ke lokasi pengolahan di Cideresik.
Baca juga: Demi Kolang-kaling, Odang Rela Blusukan Masuk ke Hutan Cadas Pangeran Setiap Hari selama Ramadan
"Ya tetap ada untungnya, ini saya bertahan belasan tahun dari kolang-kaling, bukan musiman, tetapi setiap hari produksi," katanya.
Kini permintaan sampai 7 kuintal per minggu. Pada hari-hari biasa, pasokan kolang-kaling disesuaikan dengan kekuatan produksi yang masih sangat manual, tidak lebih dari 3 kuintal per minggu.