Kisah Perjuangan Tukang Becak di Indramayu Hidupi Istri dan 4 Anak, Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

Rumah itu pun tidak huni layak karena dapur, kasur untuk tidur, hingga tempat mencuci piring menjadi satu lokasi dalam satu ruangan.

Tribun Jabar/Handhika Rahman
Nurudin dan istrinya saat duduk di rumah tidak layak huni yang mereka tinggali di wilayah Blok Gejleg Desa Ujungaris, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Selasa (5/4/2022). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU- Nurudin (43) terus berjuang untuk menghidupi keempat anak dan istrinya di Kabupaten Indramayu.

Keluarga kecil mereka tinggal di sebuah rumah tidak layak huni yang kumuh di wilayah Blok Gejleg Desa Ujungaris, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu.

Dengan berlantai tanah, tanpa ada listrik, dan jendela untuk penerangan mereka tinggal sekeluarga di rumah tersebut.

Rumah itu pun tidak huni layak karena dapur, kasur untuk tidur, hingga tempat mencuci piring menjadi satu lokasi dalam satu ruangan.

Siang itu, Nurudin baru pulang saja dari sawah, hari ini ia bersyukur karena mendapat pekerjaan sebagai buruh tani untuk menggarap lahan sawah majikannya.

Baca juga: Ribuan Rumah Tak Layak Huni Tersebar di Majalengka, Terbanyak di Malausma dan Lemahsugih

Jika tidak ada panggilan buruh, Nurudin biasa mangkal di Jalan Raya Jatibarang-Indramayu untuk menarik becak sembari menunggu penumpang hingga malam gelap.

Kegiatan tersebut terus ia lakukan selama bertahun-tahun karena demi menghidupi istri dan anak-anaknya.

"Kalau ada panggilan jadi buruh lumayan dapat uang untuk makan, tapi kalau tidak ada biasanya menarik becak di jalan raya," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di kediamannya, Selasa (5/4/2022).

Nurudin mengaku, penghasilan yang ia dapat dari menarik becak sangat tidak menentu. 

Bahkan dalam beberapa hari secara berturut-turut, Nurudin pernah sama sekali tidak mendapat orderan untuk menarik becak.

Ia pun terpaksa pulang tanpa membawa uang sepeser pun. 

Jika mendapat penumpang pun, kata Nurudin, hasilnya tidak besar, yakni sehari hanya dapat Rp 20-40 ribu.

Baca juga: Satu Rumah di Caringin Sukabumi Ambruk, Kondisinya Sudah Tak Layak Huni

"Sangat tidak cukup, apalagi saya anak empat," ujar dia.

Jika sudah sangat terpaksa, kata Nurudin, ia selalu meminta tolong kepada kakaknya yang tinggal di samping rumahnya.

Beruntung, kakaknya tersebut pun sangat berbaik hati membantu Nurudin, terutama untuk keperluan ia dan keluarga makan.

Kakaknya itu bahkan sampai menampung dua anak Nurudin di rumahnya.

Di sisi lain, Nurudin tidak ingin hidup terus bergantungan. 

Ia berharap bisa mendapat pekerjaan yang lebih layak untuk bisa mencukupi kebutuhan keluarga.

"Karena kalau narik becak zaman sekarang sudah susah, sudah jarang yang naik," ujar dia.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved