Kudapan dari Cadas Pangeran Sumedang untuk Buka Puasa, Ada Ubi Cilembu yang Legit Hingga Keremes
Sajian ubi bakar yang rasanya manis juga menjadi primadona kudapan di Sumedang. Terlebih, Desa Cilembu, sebuah daerah di kaki gunung Kareumbi,
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Sumedang, kota berjuluk Italy of The East ini ternyata bukan hanya punya tahu sebagai kudapan khasnya.
Sajian ubi bakar yang rasanya manis juga menjadi primadona kudapan di Sumedang. Terlebih, Desa Cilembu, sebuah daerah di kaki gunung Kareumbi, merupakan penghasil ubi terbaik.
Kudapan ini, sangat cocok untuk menjadi santapan berbuka puasa. Rasa manisnya dapat mengembalikan tenaga yang terkuras dalam menjalankan ibadah puasa itu.
Di pinggir jalan raya Cadas Pangeran, tidak jauh dari ikon patung Pangeran Kornel dan Willem Daendels bersalaman, terdapat banyak penjual ubi cilembu.
Ubi yang dijual adalah ubi yang dibakar melalui alat oven. Tak sembarangan ubi, para penjual ubi cilembu ini telah mahir bagaimana memperlakukan ubi sehingga matang hanya dengan pengovenan.
"Tidak bisa langsung dari kebun terus dioven. Harus ditiriskan dahulu, dibiarkan kandungan airnya berkurang," kata Warnah Dasyati (57) salah satu penjual ubi cilembu di Cadas Pangeran.
Warnah yang ditemui TribunJabar.id, Minggu (3/4/2022) mengatakan bahwa lama pendiaman ubi pasca-panen minimal dua minggu.
"Setelah tampak berkurang kadar airnya, terasa dari bobot yang ringan, baru bisa dioven," katanya.
Ubi cilembu dioven selama satu jam dengan api kecil. Ubi yang matang akan menghasilkan wangi yang legit.
Begitu juga dengan tekstur ubi yang empuk ketika dibuka kulitnya. Warna ubi keemasan dan rasanya manis.
"Satu kilogram ubi matang beragam, saya jual Rp17 ribu, di tempat lain ada yang jual Rp20 ribu," katanya.
Namun, ubi mentah juga dijual. Ubi mentah yang kadar airnya sudah berkurang itu harganya Rp12 ribu per kilogram.
"Kami juga jual penganan lain olahan ubi, seperti keripik ubi beragam rasa, ada jagung, original, pedas, dan lainnya, ada juga keremes, ubi parut yang digoreng, ada juga tape gantung," kata Warnah.
Warnah menaruh harapan besar puasa kali ini membawa nasib baik baginya, dengan penjualan ubi dan penganan lainnya yang laris.