Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB Datangi Kemendikbud Minta Bantuan, Begini Curhatan Mereka

Forum orang tua mahasiswa SBM ITB mendatangi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan bertemu dengan perwakilan Mendikbudristek

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
ISTIMEWA
Forum orang tua mahasiswa SBM ITB datangi Kemendikbud, Jumat (1/4/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Forum orang tua mahasiswa SBM ITB pada Jumat (1/4/2022) mendatangi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan bertemu dengan perwakilan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek.

Perwakilan dari Forum orangtua mahasiswa SBM ITB, Ali Nurdin mengatakan mereka disambut oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof Ir Nizam yang didampingi Direktur Kelembagaan Dikti, Lukman, dan Plt Direktur BelMawa Dikti, Kiki Yuliati

"Kami sampaikan soal permasalahan yang terjadi di SBM ITB belumlah selesai karena walau perkuliahan sudah berjalan, tetapi kondisi status quo yang ada di peraturan rektor nomor 178B/2022 tak sepenuhnya diterapkan dan hanya berlaku sampai Juni 2022," katanya, Minggu (3/4/2022).

Sedangkan untuk pembiayaan pendidikan di SBM ITB, lanjutnya, masih sama dengan memberlakukan postur anggaran unifikasi. Padahal, keberadaan SBM ITB berbeda dengan F/S lainnya, seperti alokasi biaya ADO pemeliharaan yang mengharuskan 25 persen, padahal kebutuhannya hanya 3,7 persen. Sehingga, sisa alokasi anggarannya tak bisa dipakai dalam operasional lain di SBM ITB.

"Lalu, untuk ADO pendidikan alokasi anggaran hanya 32 persen padahal kebutuhannya 37 persen dan berdampak pada beberapa program kegiatan menjadi hilang atau berkurang, seperti program International Visiting Lecturer, anggarannya turun," ujarnya.

Lalu, program pengembangan soft skill untuk S1 kelas Internasional angkatan 2019 hanya mendapat dua kali pelatihan sebelum beranhka dan enam bulan setelah berada di luar negeri, sedangkan mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 tak mendapat program itu karena tak ada anggarannya.

"Program Ekskursi ke masyarakat dalam bentuk menginap beberapa hari hilang karena tak ada anggaran. Program mentoring oleh para pelaku bisnis pada 2021 bisa terlaksana tapi paa 2022 tak bisa dilaksanakan lantaran tak ada anggaran," katanya.

Ada lagi, kata Ali, pelaksanaan seminar series-enterpreneurial track pada 2021 terlaksana 23 kali tapi pada 2022 ada pengurangan anggaran jadi hanya enam kali.

Ali juga menyampaikan bahwa tim transisi yang dibentuk Rektor tak sesuai dengan yang diharapkan.

Pasalnya, hanya melibatkan tim rektorat dan SBM ITB dalam kedudukan yang tak sejajar serta tak ada pihak netral sehingga hasilnya dikhawatirkan hanya searah dan tak menyelesaikan masalah mutu pendidikan di SBM ITB.

"Tim ini kan penting untuk hasilkan kebijakan yang tetap menjaga mutu pendidikan di SBM ITB. Tim ini juga bukan dibentuk oleh majelis wali amanah (MWA). Jadi, tak melibatkan pihak MWA, senat akademik, dan perwakilan orangtua selaku bagian dari pemangku kebijakan," katanya.

Ali menuntut agar Menteri Pendidikan untuk dapat melaksanakan fungsinya terlibat dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di SBM ITB yang mana menurutnya Menteri Pendidikan adalah ex officio anggota MWA ITB.

"Mendikbud dapat meminta MWA ITB membentuk tim penyelesaian masalah atau satgas dengan masa kerja sebulan, terdiri dari unsur alumni, masyarakat, pengusaha, senat, rektorat, pihak SBM ITB, dan orangtua mahasiswa. Lalu, meminta untuk memberlakukan status quo agar proses pendidikan di SBM ITB sediakala dengan tak mengurangi mutu pendidikan," katanya.

Ali berharap pihak Kemendikbud dapat menyelesaikan masalah di SBM ITB dalam kurun sebulan sampai akhir April 2022. Jika permasalahan ini tetap berlanjut, katanya, bakal berdampak pada berkurangnya mutu pendidikan.

"Kami minta peran negara lewat pengadilan negeri untuk selesaikan masalah ini, sehingga Mendikbud, MWA, Rektorat, SBM ITB, dan forum orangtua bisa berada semeja perundingan membahas masalah secara terbuka," ucapnya

Dirjen Dikti, Prof Nizam mengatakan Kemendikbud sejak awal Oktober 2021 telah memperhatikan dan mengikuti permasalahan di SBM ITB dan meminta ITB menyelesaikannya.

Tuntutan dari orangtua SBM ITB, kata Nizam akan diperhatikan sehingga mutu pendidikan tak berkurang. Dalam waktu dekat, dia menegaskan akan segera rapat MWA agar sebelum lebaran Idulfitri permasalahan ini bisa selesai. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved