Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Aslim, Tetap Optimis, Banyak Santri yang Sukses
Wawancara esklusif Tribunjabar.id dengan Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Aslim, di kantornya. Dewan dorong pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Roda ekonomi di Kota Tasikmalaya mengalami penurunan seiring dengan wabah Covid-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun.
Namun memasuki tahun 2022, geliat pemulihan ekonomi itu mulai terasa.
Tengok saja, gerai-gerai UMKM bidang kuliner mulai menjamur dan pengunjung pun mulai ramai.
Kota Tasikmalaya yang juga populer dengan sebutan mutiara di Priangan Timur, terus melakukan percepatan guna membatu pemulihan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat.
Dari sekian banyak priotitas pembangunan, apa yang sedang didorong oleh para anggota DPRD Kota Tasikmalaya?
Berikut wawancara esklusif Tribunjabar.id dengan Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Aslim SH, di kantornya, di Jl. RE. Martadinata No. 334 Kota Tasikmalaya.
Menjadi wakil rakyat, melihat warga Kota Tasikmalaya mengalami kesulitas karena badai pandemi Covid-19, apa yang sedang dilakukan DPRD untuk prioritas kerja Kota Tasikmalaya?
Dewan berperan aktif dalam menyusun budgeting serta pengawasan ke eksekutif. Termasuk dalam percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Kami dorong pembangunan Tol Cigatas, tidak hanya atasi kemacetan tapi berpengaruh terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi.
Apalagi ada jalan Lingkar Utara di mana akan dibangun jembatan yang akan menjadi destinasi wisata. Ada juga kampus negeri Universitas Tasikmalaya dan beberapa pesantren yang menampung ribuan warga luar. Ini secara tak langsung meningkatkan daya beli.
Sejauh mana efektivitas pertumbuhan ekonomi dengan dibangunnya jalan Lingkar Utara?
Jalan Lingkar Utara selain menjadi pendukung aksebilitas Tol Cigatas dalam mengurai kemacetan di dalam kota juga akan menjadi destinasi wisata, karena ada jembatan yang akan dibangun sedemikian rupa sehingga berfungsi juga sebagai obyek wisata baru.
Baca juga: Tribun Jabar Kunjungi Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Aslim Sampaikan Program Ekonomi dan Akses Cigatas
Kalau pembangunan dari sisi manusianya bagimana?
Kota Tasikmalaya dikenal dengan Kota Santri. Tapi bukan berarti membatasi kegiatan manusia. Warga kota, saya kira memiliki toleransi tinggi.
Ini dibuktikan dengan tingginya kunjungan warga luar masuk Kota Tasikmalaya. Selain itu juga banyak orang sukses berasal dari Tasikmalaya sejak dulu hingga sekarang.
Ada Wagub Jabar (Uu Ruzhanul Ulum berasal dari Tasikmalaya), Direktur Utama Pertamina termasuk Gubernur Jabar juga ada keturunan dari Tasikmalaya.
Tidak hanya dari kalangan umum tapi juga alumni pesantren, kami memberikan perhatian kepada mereka untuk maju.
Bagaiaman agar para santri optimistis tetang masa depannya? Dan bisa membangun Kota Tasikmalaya?
Iya betul, banyak alumni pesantren Tasikmalaya menjadi orang sukses. Salah satu diantaranya Wagub Jabar. Saya sendiri berasal dari pesantren. Kini memegang amanah jadi Ketua DPRD.
Artinya, meski belajar di pesantren, jika tekun, sungguh-sungguh, maka bisa bersaing dengan yang umum.
Selama pandemi dan kini ada pelonggaran PPKM, apa aspirasi warga yang disampaikan ke DPRD?
Banyak yang menyampaikan masukan maupun keluhan soal PPKM. Terutama soal sekolah daring yang kata mereka membuat anak minim pendidikan budi pekerti serta agama.
Anak hanya menerima ilmu terapan. Sementara pelajaran budi pekerti yang memang idealnya dilakukan melalui tatap muka tak mereka dapatkan.
Alhamdulillah sekarang tatap muka sudah dilakukan.
Dewan yang memiliki kebijakan anggaran, bagaimana keberpihakannya terhadap pemulihan ekonomi?
Titik berat kami adalah mendorong eksekutif mengalokasikan anggaran yang bisa meningkatkan daya beli warga kota.
Setiap aspirasi maupun program yang bisa menaikkan daya beli kami respons dan dorong. Kami kawal realisasinya dalam penyusunan anggaran.
Bagaimanan perjalanan hidup dan karir bapak hingga akhirnya menjadi Ketua DPRD Kota Tasikmalaya?
Saya sejak SD sudah senang berorganisasi. Begitu pula saat masuk MTs, Aliyah hingga Perguruan Tinggi. Saat terjun kembali ke msyarakat saya aktif di pengurusan NU dan Banser di Kota Tasikmalaya.
Kemudian mulai melirik politik pada tahun 1999 dengan masuk PKB dan menjadi calon legislatif. Namun saat itu gagal karena masih berlaku nomor urut pencalonan meski suara saya banyak.
Tahun 2002 akhirnya menjadi anggota DPRD Kota setelah terjadi pemekaran Tasikmalaya jadi kota dan kabupaten. Tahun 2004 habis masa jabatan dan ditarik kembali ke pesantren.
Tahun 2009 ikut lagi. Kali ini dari Partai Gerindra dan masuk lagi jadi anggota dewan.
Tahun 2014 terpilih lagi, tahun 2019 kembali terpilih dan diberi amanah jabatan Ketua DPRD sampai sekarang.
Bagaimana dengan dukungan keluarga?
Keluarga sangat mendukung saya. Orang tua, istri maupun anak. Mereka sudah terbiasa dan maklum jika saya pulang larut malam karena menyelesaikan pekerjaan.
Keluarga bagi saya juga merupakan energi untuk berkiprah seperti sekarang ini.
Tahun 2024 akan ada pemilihan wali kota. Jika masyarakat dan kiai meminta bapak maju, bagaimana tanggapannya?
Saya tidak punya ambisi memegang amanah jadi pemimpin daerah. Tapi bagaimana pun saya tetap harus mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin.
Saat ini saya fokus mengerjakan tugas-tugas Ketua DPRD. Dalam perjalanannya nanti menghadapi pemilihan wali kota, ya kita lihat saja nanti. (Tribunjabar.id/Firman Suryaman)