Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Aslim, Tetap Optimis, Banyak Santri yang Sukses

Wawancara esklusif Tribunjabar.id dengan Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Aslim, di kantornya. Dewan dorong pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat.

Penulis: Firman Suryaman | Editor: Kisdiantoro
Tribunjabar.id/Firman Suryaman
Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Aslim 

Ada Wagub Jabar (Uu Ruzhanul Ulum berasal dari Tasikmalaya), Direktur Utama Pertamina termasuk Gubernur Jabar juga ada keturunan dari Tasikmalaya.

Tidak hanya dari kalangan umum tapi juga alumni pesantren, kami memberikan perhatian kepada mereka untuk maju.

Bagaiaman agar para santri optimistis tetang masa depannya? Dan bisa membangun Kota Tasikmalaya?

Iya betul, banyak alumni pesantren Tasikmalaya menjadi orang sukses. Salah satu diantaranya Wagub Jabar. Saya sendiri berasal dari pesantren. Kini memegang amanah jadi Ketua DPRD. 

Artinya, meski belajar di pesantren, jika tekun, sungguh-sungguh,  maka bisa bersaing dengan yang umum. 

Selama pandemi dan kini ada pelonggaran PPKM, apa aspirasi warga yang disampaikan ke DPRD? 

Banyak yang menyampaikan masukan maupun keluhan soal PPKM. Terutama soal sekolah daring yang kata mereka membuat anak minim pendidikan budi pekerti serta agama.

Anak hanya menerima ilmu terapan. Sementara pelajaran budi pekerti yang memang idealnya dilakukan melalui tatap muka tak mereka dapatkan.

Alhamdulillah sekarang tatap muka sudah dilakukan.

Dewan yang memiliki kebijakan anggaran, bagaimana keberpihakannya terhadap pemulihan ekonomi?

Titik berat kami adalah mendorong eksekutif mengalokasikan anggaran yang bisa meningkatkan daya beli warga kota.

Setiap aspirasi maupun program yang bisa menaikkan daya beli kami respons dan dorong. Kami kawal realisasinya dalam penyusunan anggaran.

Bagaimanan perjalanan hidup dan karir bapak hingga akhirnya menjadi Ketua DPRD Kota Tasikmalaya?

Saya sejak SD sudah senang berorganisasi. Begitu pula saat masuk MTs, Aliyah hingga Perguruan Tinggi. Saat terjun kembali ke msyarakat saya aktif di pengurusan NU dan Banser di Kota Tasikmalaya.

Kemudian mulai melirik politik pada tahun 1999 dengan masuk PKB dan menjadi calon legislatif. Namun saat itu gagal karena masih berlaku nomor urut pencalonan meski suara saya banyak.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved