Hilal Diprediksi Sulit Terlihat Hari Jumat, Imah Noong Lembang Akan Lakukan Pengamatan Dua Hari

Hari Jumat besok, hilal diprediksi akan sulit dilihat karena masih di bawah dua derajat.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Pemilik Observatorium dan Musholatorium Imah Noong, Hendro Setyanto. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Observatorium dan Musholatorium Imah Noong Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) bakal melakukan pengamatan hilal awal Ramadan 1443 H selama dua hari berturut-turut.

Pengamatan hilal awal Ramadan tersebut rencananya bakal dilaksanakan pada Jumat (1/4/2022) dan Sabtu (2/4/2022) dengan menggunakan teleskop ioptron 60 AZ Mount dan teleskop 70 ioptron EQ Mount.

Pemilik Observatorium dan Musholatorium Imah Noong, Hendro Setyanto mengatakan, pengamatan selama dua hari itu dilakukan karena secara hisab, pada hari Jumat sangat sulit, bahkan bisa dikatakan mustahil bahwa hilal itu bisa diamati dengan mata visual atau teleskop biasa.

"Dalam pengamatan ini kami akan kirim (peneliti) di dua tempat untuk rukyatnya. Pertama di Unisba dan satu tim lagi akan join dengan pengamatan di UPI. Sebenarnya pengamatan hanya di hari Jumat, tapi kita ingin melakukan pengamatan di dua hari Jumat dan Sabtu," ujarnya saat ditemui di Imah Noong Lembang, KBB, Kamis (31/3/2022).

Menurutnya, pengamatan pada hari Jumat itu bakal sulit terlihat karena posisi hilal di sebagian wilayah Indonesia berada di ketinggian 2 derajat, sehingga hal tersebut bakal menjadi kendala dalam pengamatan.

"Jadi sebagian besar di tempat-tempat yang melihat itu posisinya di bawah (2 derajat). Jadi, kalau ada kesaksian yang di bawah 2 kemungkinan akan tetap berada di bawah. Sedangkan daerah yang posisinya 2 derajat hanya sebagian kecil," kata Hendro.

Sementara saat ini, kata dia, pemerintah pusat sudah menetapkan kriteria baru dalam pengamatan tersebut yakni dengan menggunakan ketinggian hilal 3 derajat.

"Kalau menggunakan kriteria baru ini seluruh Indonesia tidak ada yang memenuhi kriteria baru tersebut. Jadi, ketetapannya pasti istikmal jika ketetapan baru ini ditetapkan di Ramadan ini," ucapnya.

Atas hal tersebut, Hendro menyarankan agar semua ormas islam mengikuti ketentuan dari pemerintah saja terkait menetapkan masuknya awal Ramadan ini.

"Ramadan ini cukup ramai karena ada ormas yang sudah mengumumkan, ada yang mengikuti pemerintah, dan ada juga yang punya prinsip sendiri, tapi perbedaan itu akan selalu ada di Indonesia. Jadi bakal ada yang mulai puasa pada hari Sabtu, tapi saya berharap semua pihak menyerahkan kalender ini kepada pemerintah," ujar Hendro.

Menurutnya, terkait penetapan awal Ramadan ini harus diikuti karena hal ini merupakan hak dari pemerintah dan semua warga negara harus tetap mengikuti keputusan pemerintah tersebut.

"Perkara ibadahnya mau berbeda atau apa, itu tergantung masing-masing keyakinan, tapi persatuan atau kesamaan ibadah tidak mungkin ada tanpa ada persatuan kalender dan itu juga tidak mungkin ada tanpa  jika kita tidak menyerahkan itu ke pemerintah," katanya.

Baca juga: Soal Perubahan Ketentuan Hilal Ramadan oleh Kemenag, Begini Komentar Muhammadiyah Jabar

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved