Menjelang Ramadan, Koalisi Pimpinan Arab Saudi Janji Hentikan Operasi Militer di Yaman

Koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi kelompok Houthi di Yaman mengatakan akan menghentikan operasi militer mulai Rabu (30/3/2022).

Editor: Hermawan Aksan
Kompas.com
Asap mengepul dari depot minyak yang terbakar di Jeddah, Arab Saudi, Jumat, 25 Maret 2022. 

RIYADH, KOMPAS - Koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi kelompok Houthi di Yaman mengatakan akan menghentikan operasi militer mulai Rabu (30/3/2022).

Hal itu dilakukan menyusul seruan PBB untuk gencatan senjata selama bulan Ramadan.

Pada 2015 pecah perang antara aliansi militer yang dipimpin Arab Saudi dan gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran.

PBB Sejak saat itu telah bekerja dengan keduanya, untuk mengamankan kesepakatan damai dan mengurangi krisis kemanusiaan yang mengerikan di negara miskin tersebut.

Gencatan senjata ini merupakan langkah paling signifikan dalam upaya perdamaian dalam lebih dari tiga tahun, setelah masyarakat internasional berjuang mengakhiri konflik tujuh tahun, yang menewaskan puluhan ribu dan menyebabkan jutaan orang di ambang kelaparan.

"Komando pasukan gabungan koalisi mengumumkan penghentian operasi militer di Yaman mulai Rabu (30/3/2022) pukul 6 pagi," mengutip pernyataan dari juru bicara koalisi Brigadir Jenderal Turki al-Malki pada Selasa (29/2/2022) malam, menurut laporan kantor berita negara Saudi SPA.

Pemimpin Houthi Mohammed al-Bukaiti dalam unggahannya di Twitter mengatakan "pengepungan paksa di Yaman adalah tindakan militer karena dipaksakan oleh kekuatan senjata."

"Jika pengepungan tidak dicabut, pengumuman koalisi bahwa mereka menghentikan operasi militernya tidak akan ada artinya.”

"Ini berarti operasi militer kami untuk mematahkan pengepungan akan terus berlanjut," tambahnya dilansir dari Reuters.

SPA mewartakan keputusan itu diambil di tengah upaya internasional untuk mengakhiri krisis Yaman dan mencapai solusi politik yang komprehensif.

Proposal PBB menyerukan gencatan senjata sementara selama Bulan Ramadhan.

Sebagai imbalannya, kapal bahan bakar akan diizinkan berlabuh di pelabuhan Hodeidah, yang dikuasai Houthi.

Sejumlah kecil penerbangan komersial juga boleh beroperasi dari bandara Sanaa, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Bulan Ramadan akan dimulai akhir pekan ini.

Data PBB menunjukkan, empat kapal bahan bakar menunggu di lepas pelabuhan Hodeidah pada 27 Maret.

Itu termasuk sebuah kapal tanker yang terjebak di daerah penahanan koalisi selama hampir tiga bulan.

Bandara Sanaa ditutup sejak 2015, ketika koalisi melakukan intervensi setelah Houthi menggulingkan pemerintah Abd-Rabbu Mansour Hadi pada 2014.

Koalisi pimpinan Arab Saudi akhirnya mengendalikan laut dan ruang udara Yaman.

Rencana yang disusun oleh utusan khusus PBB untuk Yaman Hans Grundberg juga didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan kekuatan Barat lainnya, kata kedua sumber tersebut.

Juru bicara Grundberg Ismini Palla menolak mengomentari perincian proposal tersebut.

Hanya, menurutnya, gencatan senjata itu bertujuan untuk memberikan istirahat yang sangat dibutuhkan Yaman dari kekerasan.

"Utusan melanjutkan diskusinya dengan semua pihak dan menyerukan semua untuk terlibat secara konstruktif untuk mencapai gencatan senjata segera," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pertukaran tahanan

Arab Saudi menjamu faksi-faksi sekutu dari perang Yaman pada Selasa (29/3/2022), tetapi Houthi mengatakan tidak akan menghadiri pembicaraan, kecuali jika mereka diadakan di negara netral.

Dalam sebuah pernyataan pekan lalu, Houthi menggambarkan inisiatif PBB sebagai hal yang positif.

Konsultasi Riyadh diadakan di bawah naungan Dewan Kerjasama Teluk yang berbasis di Riyadh, dan diperkirakan akan memakan waktu lebih dari seminggu.

PBB dan AS sejak tahun lalu berusaha mengamankan gencatan senjata permanen.

Masalahnya, perbedaan prasyarat menggagalkan upaya mencapai kompromi antara pihak yang bertikai.

Houthi ingin koalisi pimpinan Saudi mencabut pembatasan pelabuhan laut dan bandara Sanaa terlebih dahulu.

Sebaliknya, aliansi Saudi menginginkan kesepakatan simultan.

Houthi pada Sabtu (26/3/2022) mengumumkan langkah sepihak untuk menangguhkan serangan lintas perbatasan dan operasi ofensif darat di Yaman selama tiga hari.

Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok tersebut mengintensifkan serangan rudal dan drone ke fasilitas minyak Saudi.

Operasi itu menyebabkan kebakaran besar di tangki penyimpanan bahan bakar pada Jumat (25/3/2022) menjelang ajang Formula 1 di Arab Saudi.

Koalisi membalas pada Minggu (27/3/2022) dengan serangan udara di Hodeidah dan Sanaa.

Delapan orang tewas, termasuk lima wanita dan dua anak-anak.

Kedua belah pihak juga membahas pertukaran tahanan yang bisa membuat ratusan tahanan dibebaskan, termasuk 16 warga Saudi dan saudara laki-laki presiden Yaman. (*)

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved