Selain Mirip Flu, Gejala Covid-19 Ternyata Juga Mirip dengan Gejala TBC, Ini yang Membedakan

Sumardi menyampaikan, terdapat perbedaan Tuberkulosis (TB) dan virus Covid-19.

Editor: Ravianto
net
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA -- Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret tiap tahunnya.

Peningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang salah satu penyakit paling mematikan di dunia penting terus dikampanyekan.

ilustrasi - gejala Covid-19 varian Omicron
ilustrasi - gejala Covid-19 varian Omicron (Freepik)

Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam Divisi Pulmonologi, FKKMK, Universitas Gadjah Mada dr. Sumardi, SpPD, KP, memaparkan, berdasarkan data WHO 2016, 1/3 penduduk dunia sudah pernah terpapar kuman tuberkulosis (TB).

Selain itu, Indonesia merupakan negara terbanyak kedua di dunia yang mengidap TB.

“Jadi, sebenarnya kuman TB ini sudah sangat friendly dengan manusia. TB diketahui sudah ada sejak dahulu. Hal tersebut diketahui dari hasil scanning mumi di Mesir yang menunjukkan adanya TB di tulang belakang. TB bisa tersebar dimanapun di seluruh tubuh, bukan hanya di paru-paru. Namun, memang 80 persen di paru karena paru-paru merupakan sumber utama masuknya TB,” papar Sumardi kegiatan peringatan TB Kamis lalu.

Sumardi menyampaikan, terdapat perbedaan Tuberkulosis (TB) dan virus Covid-19.

“Perbedaannya, kalau TB demamnya tidak hilang. Jadi, demam terus walaupun tidak terlalu tinggi (misalnya 38, 37,8, 38,2 derajat)."

Baca juga: Dorce Gamalama Meninggal Usai Kena Covid-19, Kenali Perbedaan Gejala Covid Ringan, Sedang, dan Berat

"Selain itu, demamnya tidak akan hilang kalau tidak diobati dengan obat TB. Gejala lain TB adalah nyeri dada dan berkeringat di malam hari," kata dia.

Sedangkan kalau terpapar Covid-19 omicron demamnya 2-3 hari sudah hilang, namun batuknya berkepanjangan karena ada inflamasi atau radang yang berkepanjangan di dalam saluran nafas.

Pemeriksaan dini TB menurut Sumardi dapat dilakukan dengan pemeriksaan IGRA (Interferon-Gamma Release Assays).

“IGRA adalah pemeriksaan darah yang digunakan untuk membantu dalam diagnosis penyakit Tuberkulosis (TB). Kalau IGRA-nya positif artinya ada TB yang aktif di dalam tubuh. Jadi, ini baru direkomendasikan oleh WHO di akhir tahun 2021,” tutur Sumardi.

Selanjutnya Sumardi menjelaskan bahwa TB dapat dicegah dengan memberikan vaksin BCG (Bacillus Calmette–Guérin).

“Sebenarnya pemerintah Indonesia dan negara-negara lain yang melakukan pencegahan TB dengan vaksinasi BCG."

"Itu sejak bayi sudah dilakukan, walupun tidak mencegah 100%. Vaksin BCG dapat mencegah TB yang berat (misalnya di otak dan jantung). Penularan TB juga melalui udara, jadi pencegahannya adalah bagaimana yang batuk itu memakai masker,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved