BMKG Rilis Potensi Tsunami 23 Meter di Pesisir Tasikmalaya, Warga Kini Resah, Trauma Tsunami 2009

Salah satu dampaknya adalah munculnya tsunami setinggi 23 meter dalam tempo belasan menit di pantai Cipatujah.

Penulis: Firman Suryaman | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/ Isep Heri Herdiansah
Sejumlah perahu nelayan terparkir rapi di dermaga Pamayangsari, Desa Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (26/7/2018) Siang. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman

TRIBUNJABAR. ID, TASIKMALAYA - Satu relawan BPBD Kabupaten Tasikmalaya yang juga warga pesisir pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, mengaku waswas karena ada skenario potensi tsunami yang dirilis BMKG.

"Kami waswas dan skenario seperti itu bisa bikin warga resah dan cemas," kata Yati, warga Kecamatan Cipatujah, yang juga relawan BPBD setempat, semalam.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung membuat skenario potensi tsunami akibat subduksi selatan Jawa di wilayah Jawa Barat.

Hal ini untuk mengetahui sebesar apa dampak yang ditimbulkan jika terjadi gempa berkekuatan M 8,7 di selatan Jawa.

Salah satu dampaknya adalah munculnya tsunami setinggi 23 meter dalam tempo belasan menit di pantai Cipatujah.

Menurut Yati, keresahan warga beralasan karena masih trauma dengan kejadian tsunami tahun 2009 menyusul gempa besar yang terjadi saat itu.

Kabid Darlog BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan, mengatakan, BPBD selama ini rutin melakukan sosialisasi ancaman tsunami di pesisir selatan Kabupaten Tasikmalaya ini.

"Kami rutin melakukan sosialisasi, termasuk upaya mitigasi warga serta menghindari bencana," ujar Irwan.

BPBD pun telah mendapat bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam hal pemasangan rambu-rambu peringatan tsunami serta petunjuk arah evakuasi.

"Yang paling banyak adalah pemasangan rambu-rambu arah evakuasi untuk memudahkan warga atau wisatawan mengungsi jika tsunami datang," kata Irwan.

Soal skenario BMKG soal tsunami 23 meter, Irwan meminta warga waspada walau skenario itu belum tentu terjadi. 

"Warga tetap harus waspada tapi juga tak perlu panik. Mudah-mudahan tidak smpai terjadi," ujar Irwan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved