Dedi Mulyadi Marah Besar Perusahaan Pembangkit Listrik Rugikan Warga Desa Salem

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi marah besar kepada perusahaan pembangkit listrik yang merugikan warga

Editor: Ichsan
dok.dedi mulyadi
Dedi Mulyadi Marah Besar Perusahaan Pembangkit Listrik Rugikan Warga Desa Salem 

TRIBUNJABAR.ID - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi marah besar kepada perusahaan pembangkit listrik yang merugikan warga di Desa Salem, Purwakarta. Penyebabnya, air sungai Ciherang di desa itu dibendung oleh perusahaan tersebut. Para petani pun tak bisa menggarap sawah hingga lahan mereka mengalami kekeringan.

"Warga di sini kekurangan volume air untuk bertani karena airnya kan digunakan oleh bapak, ini sudah ketentuan bahwa penggunaan pembangkit listrik bapak tidak boleh lebih besar dari kepentingan pertanian di sini," ujar Dedi saat berdiskusi dengan pihak perusahaan bersama warga Desa Salem.

Mantan Bupati Purwakarta itu menantang pihak perusahaan membuat bendungan supaya sawah di desa tersebut bisa terairi. Namun, jawaban dari pihak perusahaan terlihat ngeles.

"Bapak paparan, skema irigasi segala macam itu mah teori konsultan bapak, sekarang hanya satu pertanyaannya bapak sanggup gak bangun bendungan supaya warga di sini sawahnya terairi, sanggup katakan sanggup. kalau tidak sanggup katakan tidak sanggup, bikin perjanjian bersama," ujarnya.

"Kalau tidak sanggup bikin perjanjian dengan saya, pembangunan diserahkan kepada pemerintahan daerah, maka akan saya meminta pemerintah daerah mencabut izin listriknya," kata Dedi.

Baca juga: Dorong Bentuk Pansus Minyak Goreng, Dedi Mulyadi : Masa Negara Kalah Oleh Mafia

Dedi Mulyadi Marah Besar Perusahaan Pembangkit Listrik Rugikan Warga Desa Salem
Dedi Mulyadi Marah Besar Perusahaan Pembangkit Listrik Rugikan Warga Desa Salem (dok.dedi mulyadi)

Dedi melanjutkan, mestinya dari awal pihak perusahaan memberikan ruang agar air di Desa Salem tetap mengalir untuk kepentingan ekosistem dan pertanian, dalam perjalanannya perusahaan tidak memenuhi ketentuan itu. Dedi mengancam izin perusahaan listrik itu untuk dicabut.

"Kita biar gak panjang panjang gini aja, kita, saya meminta kepada pemerintah Kabupaten Purwakarta untuk tidak memberikam rekomendasi perpanjangan izin pengambilan air," kata Dedi

"Itu provokasi, gak boleh begitu pak. Kami dari pihak perusahaan mungkin ada skema jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang," jawab pihak perusahaan.

"Bapak cuma jawab saya sanggup itu aja gak mau, sekarang saya mau bikin surat ke menteri PU gak boleh dikeluarin izin," tegas Dedi Mulyadi.

Untuk diketahui, Para petani di Desa Salem, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta kesulitan air, akibatnya mereka tak bisa menggarap sawah dan lahan mengalami kekeringan. Penyebabnya, air Sungai Ciherang di desa mereka dibendung oleh sebuah perusahaan pembangkit listrik.

Kepada wartawan, Rabu (9/3), Kepala Desa Salem, Epet, mengungkapkan kejadian ini sudah berlangsung selama dua bulan terakhir.

“Para petani banyak yang mengeluh tidak bisa 'nyawah' karena sudah dua bulan tidak ada air. Penyebabnya, aliran Sungai Ciherang dibendung untuk dialirkan ke perusahaan listrik,” ujarnya.

Baca juga: Soal Afiliator, Dedi Mulyadi : Crazy Rich Muja di Dunia Maya, Tumbalnya Orang yang Berharap Kaya

100 Hektare Sawah Kekeringan

Epet mengatakan, setidaknya ada puluhan hektare sawah di desanya yang mengalami kekeringan. Jika ditotal dari keseluruhan desa di Kecamatan Pondoksalam, ada sekitar 100 hektare sawah yang tak kebagian air.

Menurutnya, aliran sungai Ciherang yang dibendung digunakan perusahaan pembangkit untuk memproduksi listrik dan dijual ke PLN.

“Sekarang saja masih ada hujan air surut dan tidak sampai ke sawah. Apalagi nanti musim kemarau pasti lebih parah,” ujarnya.

Epet menjelaskan, ada proyek kincir air milik seorang pengusaha asal Jakarta. Listrik yang dihasilkan perusahaan itu kemudian dijual ke PLN. Pengelola membelokkan air sungai ke arah kincir tersebut.

Tindakan itu membuat sawah, yang sudah ada jauh sebelum perusahaan berdiri, tak dapat air. Akibatnya, sawah tidak bisa dikelola.

“Air sungai dibendung jadi sungai kering. Air dibelokin ke kincir terus dibuang jadi tidak ke sawah,” katanya.

Baca juga: Bantu Bapak Stroke yang Hidupi 12 Anak di Purwakarta, Dedi Mulyadi Beri Syarat Harus Ikut KB

Ditegur Dedi Mulyadi

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi yang mendapat laporan sawah di daerahnya kekeringan, langsung melakukan pengecekan ke lokasi.

Setelah ditelusuri, ditemukan jika air dari sungai Ciherang yang dibendung memang dialirkan melalui saluran menuju kincir pembangkit listrik. Sementara aliran sungai yang sudah ada dibiarkan mengering sehingga berimbas pada sawah warga.

“Seharusnya perusahaan ada pertimbangan. Pengambilan air untuk kincir tidak mengganggu kepentingan warga untuk pertanian. Seharusnya air bendungan ini bisa bermanfaat untuk warga dan pertanian,” kata Dedi.

Dedi mengaku tak habis pikir dengan ulah perusahaan pembangkit listrik tersebut. Seharusnya, listrik yang dihasilkan dari sumber sekitar bisa langsung dinikmati oleh warga.

Terkait keluhan warga Desa Salem tersebut Dedi yang juga Anggota DPR RI itu akan langsung memanggil pemilik perusahaan. Diharapkan setelah pemanggilan, air sungai bisa kembali dimanfaatkan warga seperti sediakala.

“Kita panggil perusahaannya karena tidak boleh memanfaatkan air untuk kepentingan sendiri untuk usaha tapi warga di sini dirugikan. Tidak boleh. Musim hujan saja seperti ini kering apalagi kemarau,” katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved