Ibunda Tersangka Penyelundupan 1 Ton Sabu-sabu di Pangandaran Yakin Anaknya Dijebak, Ini Alasannya

Orang tua NS (26) yakin anaknya dijebak sehingga terlibat dalam kasus penyelundupan sabu-sabu di Pangandaran.

Editor: Giri
Anggota Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Barat mengamankan sabu-sabu di Pangandaran, Rabu (16/3/2022). (Ist) 

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN –  Orang tua NS (26), satu dari lima tersangka yang beberapa hari lalu tertangkap saat berusaha menyelundupkan sabu-sabu satu ton lewat jalur laut di Kabupaten Pangandaran mengaku tak percaya bahwa anaknya benar-benar terlibat.

NK (46), orang tua NS, yakin anaknya telah dijebak.

Ia juga yakin bahwa saat itu anaknya sama sekali tak tahu tengah dimanfaatkan dalam kegiatan penyelundupan narkotika.

Sejak kegiatannya sebagai atlet balap sepeda terhenti karena pandemi Covid-19, kata NK, anaknya kerap ikut bekerja pada DH (40), yang tak lain adalah pamannya sendiri.

NS bekerja sebagai sopir yang mengantar DH ke mana-mana.

"Kebetulan anak saya bisa nyetir mobil, sementara pamannya enggak bisa. Jadi kerjanya nganter-nganter pamannya," kata NK saat ditemui di kediamannya di Pangandaran, Jumat (18/3/2022).

Selain yakin anaknya tak terlibat, NK juga yakin bahwa DH, paman NS,  juga tak tahu bahwa saat itu dia tengah dimanfaatkan untuk mengantarkan sabu-sabu.

"Dia mungkin juga enggak tahu mengerjakan pekerjaan seperti itu (penyelundupan narkoba)," katanya.

NK mengatakan, NS adalah anak yang rajin.

"Anak saya disuruh nyuci mobil juga mau. Mungkin, hitung-hitung buat jajan. Kejadian kemarin, kami tentu saja enggak menyangka. Semuanya pada nangis. Aneh, anak saya itu merokok juga tidak pernah, kok bisa sampai disangka terlibat seperti itu," ucap sedihnya.

Hari saat anaknya ditangkap, kata NK, anaknya sempat pamit karena disuruh untuk menjemput DH di Mandasari.

"Saya yakin dia tidak tahu soal barang (narkotika) itu. Selama ini pergaulannya juga terbatas, paling sesama temannya yang sama-sama atlet," ujarnya.

NK berharap anaknya bisa segera bebas.

"Semoga ada keajaiban, karena anak saya enggak ikutan seperti itu, hanya mengemudikan mobil dan itupun disuruh pamannya untuk menjemput," ujarnya. 

"Enggak ada iming-iming apa-apa, hanya disuruh menjemput. Pamannya juga orangnya baik," tambah NK.

NS dan DH ditangkap bersama tiga orang lainnya, yakni HH, AH, dan M, di Pantai Madasari, Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Rabu (16/3/2022).

M belakangan diketahui sebagai warga negara Afganistan.

Mereka diduga terlibat penyelundupan satu ton sabu-sabu asal Iran.

Selain menangkap kelimanya, polisi juga mengamankan satu ton sabu-sabu yangh dikemas dalam 66 karung.

Nilai totalnya diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun.

Seperti halnya orang tua NS, keluarga DH juga mengaku kaget dan tak percaya DH tiba-tiba ditangkap atas dugaan terlibat penyelundupan narkoba.

D, kakak DH, mengaku sekalipun pendiam, DH adalah orang baik yang sangat perhatian dengan keluarga.

"Orangnya baik, tidak ada hal aneh yang mencurigakan," ujarnya saat ditemui di kediamannya di Pangandaran, Jumat (18/3).

Masyarakat sekitar, menurut D, juga mengenal DH sebagai orang yang baik.

"Kalau tidak percaya, tanyakan sendiri ke tetangga, bukan membaik-baikkan, tapi kenyataannya seperti itu. Dia (DH) sangat baik dan mendorong kegiatan warga. Ini mah seperti ada yang menjebak, karena kayaknya enggak mungkin melakukan seperti itu," ujar D.

Kesaksian bahwa DH adalah orang yang baik juga diungkapkan Y, tetangga DH.

"Orangnya ramah, sopan, dan baik. Tapi kalau di luar desa, saya enggak tahu. Di sini mah, ada pembangunan mesjid dia terus ikut adil. Orangnya baik. Kegiatan apa pun selalu support ke masyarakat," ujarnya.

Ditemui di sela pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Plaza Hotel, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jumat (18/3), Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana, mengatakan polisi masih terus mendalami kasus penyelundupan satu ton sabu-sabu di Pangandaran ini.

Penyelidikan, ujarnya, terus mereka lakukan untuk mengungkap jaringan peredaran narkoba ini hingga ke akarnya.

"Namun, saya mohon izin rekan-rekan, saya tahu rekan-rekan media pengin menulis ini, tapi dalam suatu proses penyelidikan dan penyidikan suatu perkara kami sangat membutuhkan waktu," ujar Kapolda.

"Bilamana pengembangan sudah lengkap, nanti kita akan undang awak media," katanya. (padna/dwiky maulana)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved