Gus Ahad: Keluhan Masyarakat Soal Minyak Goreng Ada di Setiap Kegiatan Reses, Ibarat Hadis Mutawatir
Gus Ahad mengatakan keluhan masyarakat tentang minyak goreng ibarat hadis mutawatir.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kelangkaan dan kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok, terutama minyak goreng, tampaknya menjadi hal yang paling banyak dikeluhkan oleh setiap lapisan masyarakat.
Hal tersebut tercermin dalam kegiatan reses Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Abdul Hadi Wijaya, di sejumlah titik di Kabupaten Karawang dan Purwakarta.
Sekretaris MPW DPW PKS Jawa Barat yang akrab disapa Gus Ahad ini mengatakan jika diibaratkan sebuah hadis, keluhan mengenai minyak goreng bisa diibaratkan hadis mutawatir, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh banyak orang.
"Keluhan ini selalu ada di setiap kegiatan reses. Kalau hadis, itu istilahnya mutawatir, yaitu yang masyarakat mengatakannya kompak sama seperti itu. Itu yang saya lihat dan saya dengar langsung," kata Gus Ahad di Bandung, Minggu (20/3/2022).
Ia mengatakan dalam reses yang diselenggarakan 7-16 Maret 2022 tersebut, masyarakat mengeluhkan pemerintah yang bisa kalah melawan produsen maupun distributor minyak goreng.
"Ini kenapa pemerintah kok tidak berdaya begitu ya, apalagi itu reses, kan, waktu belum ada keputusan pencabutan HET, jadi ini sangat memberatkan dan sangat mengecewakan rakyat," ujar Gus Ahad.
Ia mengatakan dengan isu minyak goreng yang selalu muncul di setiap kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa minyak goreng adalah urusan yang penting saat ini.
Seharusnya, ujar Gus Ahad, pemerintah bisa mengaturnya, namun pada akhirnya pemerintah kalah.
Kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah pusat yang tidak bisa mengatur ketersediaan minyak goreng ini, katanya, terlontar begitu saja dari masyarakat tanpa ia tanya atau bahas lebih dulu. Artinya, katanya, hal ini menjadi kesulitan dan isu utama masyarakat saat ini.
Pada akhirnya, kata Gus Ahad, masyarakat mengaitkannya secara otomatis dengan wacana penundaan pemilu. Mereka pun dengan tegas menolak wacana tersebut setelah mengalami kondisi kelangkaan dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
"Mereka akhirnya jadi apatis. Dan ini enggak bisa ditolak ya fakta ini. Kita kan punya banyak mata dan telinga juga. Bukan cuma di reses, tapi di kegiatan santai atau ngopi dengan masyarakat juga ini yang jadi pembicaraan," katanya.
Ia pun berharap pemerintah dapat segera menyelesaikan permasalahan minyak goreng bagi masyarakat. Terlebih, mendekati Bulan Suci Ramadan yang biasanya terjadi peningkatan konsumsi masyarakat.
Baca juga: Ali Rasyid Tampung Aspirasi Tentang Minyak Goreng sampai Perbaikan Jalan Dalam Reses di Tasikmalaya