Fans di Seluruh Indonesia Peringati 27 Tahun Meninggalnya Nike Ardilla di Ciamis, Mamih Tak Hadir
Peringatan 27 tahun meninggalnya Nike Ardilla digelar di Komplek Pemakaman Cidudu Dusun Lebak Lipung Imbanagara Ciamis, Minggu (20/3) dipadati penggem
Penulis: Andri M Dani | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Peringatan 27 tahun meninggalnya Nike Ardilla digelar di Komplek Pemakaman Cidudu Dusun Lebak Lipung Imbanagara Ciamis, Minggu (20/3) dipadati penggemarnya.
Ratusan atau mungkin juga ribuan penggemar fanatik pelantun tembang “Seberkas Sinar” tersebut datang silih berganti.
Baik yang datang secara berombongan maupun hadir sendiri-sendiri. Tidak hanya berziarah. Tetapi juga berdoa dan salawat di makam sang idola. Serta melantunkan Surat Yasin.
Tapi ada yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Haul ke-27 Nike Ardilla, tahun ini tidak dihadiri oleh Mamih Nining Ningsirat (86) – ibunda almarhumah Nike Ardilla.
“Mamih sakit, jadi tidak bisa hadir,” ujar Kang Deden Soni, kakak kandung almarhumah Nike Ardilla kepada Tribun Minggu (20/3).
Menurut Deden, selama tiga tahun terakhir, Mamih lebih sering duduk di atas kursi roda karena sudah sulit berjalan dan berdiri.
Tahun lalu Mamih masih bisa hadir di tengah-tengah para penggemar yang sengaja datang berziarah ke Makam Nike Ardilla (acara haul).
“Tetapi sekarang sudah tidak bisa, sudah tidak kuat. Mamih sekarang di rumah saja. Di Cihaurbeuti,” imbuh Deden yang kini tinggal di Cihaurbeuti bersama Mamih.
Diikuti Penggemar dari Seluruh Indonesia
Acara haul ke-27 Nike Ardilla Minggu (20/3) tersebut berlangsung hidmat. Di hadiri ratusan fans dari berbagai kota di tanah air. Mereka tidak hanya datang pada hari Minggu tersebut. Malah ada yang sudah datang sejak hari Jumat (18/3).
“Kami sengaja datang lebih dulu, karena bawa beberapa perlengkapan musola. Setelah selesai direnovasi, tentu perlu lemari tempat sajadah dan sarung. Sekalian juga bawa saja dan sarung,” ujar Angel, salah seorang penggemar berat Nike Ardilla asal Jakarta.
Angel berserta 8 rekannya, tiba di Ciamis Jumat (18/3). Atas inisiatif Angel beserta 8 rekannya yang tergabung dalam Silaturahmi Nike Ardilla Lover tersebut mereka menggelar donasi dan berhasil merenovasi musola Nurul Ardilla yang ada di komplek makam Cidudu.
“Alhamdulillah musola sudah selesai direvonasi. Coba bandingkan dengan kondisi setahun lalu, tidak terurus, terlantar. Tidak ada air bersih, tidak ada nyala listrik,” katanya.
Dengan dana Rp 20 juta yang terkumpul dari donasi, musola Nurul Ardilla yang nyaris terlantar itu kini kembali megah dan terawat. Ada WC, kamar mandi dan tempat berwuduk. Hamparan karpet sajadah yang mewah.
Dulu musola itu dibangun oleh penggemar yang didedikasikan untuk almarhumah Nike Ardilla. Namun dalam perjalanan waktu musola tersebut sempat tidak terawat, sehingga banyak bagian yang lapuk bahkan kamar mandi, dan WC-nya sampai runtuh.
Kini musola itu sudah direnovasi, dan tidak sedikit pula para penggemar yang memilih menginap di musola tersebut guna menghadiri acara puncak ziarah akbar dalam rangka Haul ke-27 almarhumah Nike Ardilla.
Momen peringatan 27 tahun meninggalnya almarhumah Nike Ardilla, oleh pihak keluarga dan Yayasan Nike Ardilla, untuk mempersatukan kelompok-kelompok penggemar Nike Ardilla yang sudah belasan tahun berdiri di berbagai kota dan cenderung jalan sendiri-sendiri disatukan dalam wadah Nike Ardilla Fans Club (NAFC) Reborn.
“Pihak keluarga dan Yayasan Nike Ardilla membentuk NAFC Reborn menjadi wadah satu pintu bagi para penggemar/fans Nike Ardilla,” ujar Gerak Mentasi, yang sebelumnya memimpin NAFC Ciamis.
Pengukuhan NAF Reborn tersebut berlangsung di aula Dekopinda Ciamis di Imbanagara Ciamis Minggu (20/3) siang usia acara ziarah bersama.
Meski artis legenda yang bernama lengkap Rd Nike Ratnadilla sudah 27 tahun kembali ke haribaan alam. Namun nama Nike Ardilla tetap bersemayam di dada para penggemarnya.
Artis serba bisa kelahiran 27 Desember 1975 tersebut meninggal dalam usia sangat belia. Pelantun “Bintang Kehidupan” tersebut, tewas dalam kecelakaan tunggal setelah mobil sedan genio D 27 AK yang dikemudikannya menabrak tembok sisi jalan di Jalan LLRE Martadinata Kota Bandung, 19 Maret 1995, 27 tahun lalu.