Update Kasus Subang

HARI KE-213 Kasus Subang: Begini Analisis Kriminolog Unpad Mengapa Pelaku Masih Bergentayangan

Hari ini, Jumat (18/3/2022), kasus penemuan mayat ibu dan anak di Subang memasuki hari ke-213 alias tiga hari setelah tujuh bulan.

Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Dwiki MV
Petugas kepolisian saat kembali mendatangi lokasi kejadian perampasan nyawa ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021). 

TRIBUNJABAR.ID - Hari ini, Jumat (18/3/2022), kasus penemuan mayat ibu dan anak di Subang memasuki hari ke-213 alias tiga hari setelah tujuh bulan.

Seorang kriminolog Unpad menyoroti kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang yang belum kunjung terungkap.

Kriminolog ini juga mengungkap analisis soal polisi akhirnya membentuk tim khusus untuk diterjunkan dalam penyelidikan kasus Subang tersebut.

Sudah 7 bulan kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, hingga kini pelakunya masih belum diketahui dan masih bergentayangan.

Sketsa wajah ini dibuat berdasarkan hasil analisis tim Inafis Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Sketsa wajah terduga pelaku itu pun telah disebar ke seluruh Polres di seluruh Indonesia.

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Yani Sudarto menunjukkan sketsa terduga pelaku pembunuhan ibu dan anak di Kabupaten Subang.
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Yani Sudarto menunjukkan sketsa terduga pelaku pembunuhan ibu dan anak di Kabupaten Subang. (Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman)

Baca juga: Update Kasus Perampasan Nyawa Ibu dan Anak di Subang, Polisi Maraton Ungkap Tim Khusus Kasus Subang

Kriminolog dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat, Yesmil Anwar mengatakan, dengan dikeluarkannya sketsa wajah terduga pelaku, berarti polisi sudah punya target.

"Kalau sudah ada sketsa wajah, ya berarti sudah ada target," kata Yesmil Anwar saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Rabu (16/3/2022).

Harusnya, kata kriminolog Unpad itu, menjadi lebih mudah apabila menggunakan forensik digital.

 
Namun, ia menduga data yang disimpan dalam file polisi mungkin belum lengkap.

"Harusnya kemampuan teknologinya dipertinggi, dan kemampuan analisinya juga," ujar Yesmil Anwar.

Terkait polisi telah membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus ini, kata Yesmil Anwar, itu bukan memperterang persoalan, tapi memperlama.

"Karena belum tentu tim khususnya bekerja dengan maksimal, karena sering kali tim khusus banyak juga pekerjaan-pekerjaan lain. Yang penting kembali lagi melakukan penyelidikan dan penyidikan secara serius apakah oleh tim khusus atau lainnya," ungkapnya.

Dengan belum terungkapnya kasus tersebut, Yesmil Anwar pun mengaku kecewa dengan pihak kepolisian.

"Ya agak kecewa, profesionalitas polisi tidak maksimal, terlalu banyak steament tapi kemajuannya lambat" kata pakar hukum pidana ini.

Bukan itu saja, Yesmil juga meminta pihak kepolisian untuk tidak banyak membuat pernyataan.

Sumber: Kompas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved