Terseret Arus Banjir, Nenek di Rancaekek Ditemukan Meninggal Dunia di Area Proyek KCIC
Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di area proyek Kereta Cepat Indonesia–China (KCIC) di Desa Rancaekek Wetan
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan seorang nenek bernama Turyati (79), yang menjadi korban terseret arus banjir di Desa Rancakek Kulon, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di area proyek Kereta Cepat Indonesia–China (KCIC)
di Desa Rancaekek Wetan Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Senin (14/3/2022).
"Jenazah korban berhasil ditemukan sekira pukul 10.40 WIB," kata Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansyah kepada TribunJabar.id saat dihubungi dari Sumedang.
Baca juga: Banjir di Rancaekek Tewaskan Satu Orang, Semalam Terseret Banjir
Pascaditemukannya jasad korban, kata Deden, tim SAR gabungan langsung dievakuasi ke rumah duka dan diserahkan kepada pihak keluarganya.
"Jasad korban sudah dievakuasi ke rumah duka untuk kemudian di kebumikan, " ucapnya.
Deden menyebutkan, sebelumnya Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung menerjunkan timnya untuk mengevakuasi sebanyak 23 warga yang terdampak banjir yang menerjang wilayah Rancaekek Kulon pada Minggu (13/3/2022) malam.
Menurut Deden, evakuasi warga yang terdampak benjir dilakukan mulai pukul 01.14 WIB , dan hingga pukul 02.40 WIB Tim SAR Gabungan menggelar patroli di sekitar lokasi banjir.
"Total ada 476 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir di Rancaekek," ucapnya.
"Banjir tersebut diakibatkan jebolnya tanggul di wilayah tersebut dan akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Rancaekek sejak Minggu malam," kata Deden, menambahkan.
Baca juga: Malam Tadi Banjir Hingga Longsor Landa Empat Daerah di Garut, Termasuk di Garut Kota
Deden menuturkan, arus banjir yang sangat deras dan akses jalan terlalu sempit menjadi kendala proses evakuasi warga yang terdampak.
"Proses evakuasi dilaksanakan secara manual dengan tali dan alat apung karena LCR tidak dapat digunakan, " kata Deden.