Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB Kirim Surat ke MWA ITB, Ini Tiga Poin Utama yang Disampaikan
Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB menyampaikan sikapnya terkait kekisruhan yang terjadi di SBM ITB dengan pihak rektorat.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah orang tua mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) yang tergabung dalam Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB menyampaikan sikapnya terkait kekisruhan yang terjadi di SBM ITB dengan pihak rektorat.
Perwakilan dari Forum Orangtua Mahasiswa SBM ITB, Ali Nurdin, meminta Majelis Wali Amanat (MWA) ITB melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagaimana yang diamanatkan dalam statuta ITB dan mengusulkan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di ITB demi menghindari gejolak lebih besar.
"Yang kami tahu ketika berkirim surat, kami berkomunikasi dengan beberapa anggota MWA. Mereka akan segera merespons cepat atas masalah ini dan menyelesaikannya," kata Ali Nurdin di Jalan Aceh, Kota Bandung, Kamis (10/3/2022).
Ali juga mengatakan, pihaknya bakal melihat dahulu terkait sikap dari MWA ITB dalam lima hari kerja.
"Kami alami kerugian adanya kasus ini terutama bagi pendidikan anak kami juga. Kami menuntut MWA ITB untuk selesaikan masalahnya melalui cara status quo pendidikan yang berkembang berjalan sesuai apa adanya sebelum ada kebijakan rektor yang baru," katanya.
Ali juga mengatakan, perlu adanya bentukan tim baru yang meliputi semua pihak agar perubahannya bisa secara gradual tak seperti saat ini pecah.
"Kami menunggu tim yang dibentuk MWA ITB, harus ada perwakilan SDM dan senat juga rektorat. Kalau perlu ada wakil dari orang tua mahasiswa. Jadi, semua akan paham. Kami meminta dalam waktu sebulan bisa menyelesaikan masalah ini," ujarnya.
Ketika disinggung terkait mogok atau rasionalisasi pelayanan para dosen SBM ITB, Ali menanggapi dengan santai meskipun dia tetap menyayangkan dan merasa prihatin terhadap sikap dosen yang mogok mengajar itu.
"Tapi kami juga memahami tuntutan mereka yang tentunya berkaitan dengan hidup mereka. Yang jelas para dosen SBM ITB ini orang-orang yang santun. Ketika ada kejadian (mogok) ini tentu ada sesuatu di belakangnya. Jadi, wajar jika MWA dan negara hadir untuk selesaikan ini. Sebab, rektorat tak mampu sehingga perlu dilakukan perangkat lebih tinggi," kata orangtua yang anaknya jurusan SBM Internasional angkatan 2021 ini.(*)
Isi surat yang mereka kirimkan ke MWA ITB:
1. MWA ITB dapat menyatakan agar pengelolaan pendidikan di SBM ITB dalam status quo, di mana sistem pengelolaan pendidikan dan anggaran di SBM ITB dikembalikan statusnya seperti dalam keadaan semula sebelum adanya kebijakan rektor ITB yang mencabut otonomi untuk SBM ITB, sampai dengan adanya kebijakan baru yang melibatkan MWA ITB dan SBM ITB, sehingga program pendidikan di SBM ITB sesuai dengan RKA yang telah disetujui dan berjalan dengan normal tanpa ada kegaduhan.
2. MWA ITB dapat meminta rektor ITB untuk mencabut kebijakan yang membatalkan otonomi bagi SBM ITB, dan memberlakukan kebijakan yang lama sampai dengan adanya kebijakan baru berdasarkan hasil kajian dari tim khusus yang dibentuk oleh MWA ITB
3. MWA ITB dapat membentuk tim khusus, yang terdiri dari pihak MWA ITB, senat akademik dan SBM ITB, jika diperlukan bisa ditambahkan perwakilan dari masyarakat atau orang tua mahasiswa, untuk melakukan evaluasi atas kebijakan pengelolaan pendidikan di SBM ITB dan menyusun regulasi baru yang sesuai dengan kepentingan kemajuan pendidikan di ITB, dengan masa kerja paling lama satu bulan. Tim khusus ini dapat dibantu oleh tim asistensi sesuai dengan kebutuhan tim khusus.
Dengan demikian, proses penyusunan dan pengambilan kebijakan di ITB harus memenuhi prinsip ITB dalam menyelenggaraan pendidikan tinggi secara transparan, partisipatif, dan akuntabel, sebagaimana terdapat dalam statuta ITB. Pengingkaran terhadap prinsip ini merupakan pelanggaran terhadap statuta ITB. (*)