Warga Majalengka Gunakan Jeriken untuk Antre Minyak Goreng Curah, Ini Ternyata Alasannya
Antrean untuk mendapatkan minyak goreng curah di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, digelar secara berbeda.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Antrean untuk mendapatkan minyak goreng curah di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, digelar secara berbeda.
Biasanya antrean dilakukan oleh warga yang tampak berdesakan, tapi kali ini puluhan jeriken dibuat berjajar untuk dapat diisi dengan minyak goreng curah.
Hal itu terjadi di Pasar Tradisional Kadipaten di Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Rabu (9/3/2022).
Menurut pantauan Tribun, setiap jeriken yang dibawa oleh para pedagang pasar setempat disusun berjajar hingga mengular.
Tak lupa, setiap jeriken diberi nama dan nomor antrean.
Setiap pedagang diberi jatah 25 hingga 75 liter, bergantung kekuatan membelinya.
Sementara, para pedagang dianjurkan kembali ke tempat berjualan masing-masing.
Nantinya, jika sudah diisi, para pedagang dipanggil untuk mengambil jeriken miliknya.
Hal itu dilakukan demi mencegah terjadinya kerumunan di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu pedagang sembako, Aceng Sutisna (35), mengatakan, sudah sejak pukul 08.00 WIB ia antre untuk mendapatkan minyak goreng curah.
Namun, sampai pukul 12.00 WIB, jeriken yang dibawanya tak kunjung diisi minyak oleh petugas.
Beruntung, ia masih tetap berisitirahat di tempat yang teduh, lantaran hanya jerikennya yang diharuskan berjajar rapi menuju tangki mobil minyak.
"Iya saya datang dari jam 08.00 WIB, sampai sekarang belum. Dapat nomor antrean 28. Untungnya sesekali saya bisa istirahat karena jeriken yang harus antre di mana sudah ada nama dan nomor antreannya," ujar Aceng kepada Tribun, Rabu (9/3/2022).
Meski disarankan petugas untuk meninggalkan saja jerikennya di tempat yang telah disediakan, Aceng mengaku merasa waswas.
Di tengah langkanya minyak goreng, Aceng khawatir tak mendapatkan minyak goreng curah jika ditinggal.
"Tidak apa-apa saya di sini saja (ninggalin lapak jualan). Karena takut ada yang usil, nanti saya gak dapat. Mending ditungguin dari jauh (yang masih terlihat antrean jerikennya)," ucapnya.
Ia mengaku rela ikut antre demi mendapatkan minyak goreng curah yang akan dijual kembali.
Menurutnya, kali ini ia bisa mendapatkan 75 liter yang per liternya dihargai Rp 10.500.
"Ya, saya terpaksa ikut antre gini, karena memang langka minyak tuh. Biasanya saya nyari untuk dijual lagi tuh gampang, tapi ini susah," jelas dia.
Dengan adanya distribusi minyak goreng, Aceng merasa terbantu.
Setidaknya, tak harus jauh-jauh mencari ketersediaan minyak goreng curah tersebut.
"Ya, alhamdulillah terbantu. Karena sudah 3 bulan langka, saya jadi bingung carinya," jelas dia.
Kegiatan distribusi minyak goreng curah itu dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Industri (Perdagin) Majalengka yang bekerjasama dengan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
Pada hari ini, ada sekitar 8.000-9.000 ribu liter yang distribusikan kepada para pedagang tersebut.
Para pedagang harus membeli minyak goreng tersebut dengan harga Rp 10.500 per liter. (*)