Berseragam Lengkap, Kolonel Priyanto Pelaku Tabrak Lari Sejoli Nagreg Ikuti Sidang, Ancamannya Berat
Cerita tentang tabrak lari sejoli di Nagreg, Kabupaten Bandung, sudah memasuki persidangan terhadap terdakwa pelaku.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Cerita tentang tabrak lari sejoli di Nagreg, Kabupaten Bandung, sudah memasuki persidangan terhadap terdakwa pelaku.
Kolonel Priyanto, sang terdakwa, mengenakan seragam lengkapnya saat menghadiri sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Militer Tinggi II, Jakarta, Selasa (8/3/2022).
Ia adalah terdakwa tabrak lari sejoli di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 8 Desember 2021.
Kedua korban itu adalah Salsabila dan Handi Saputra, yang kemudian dibuang di aliran Sungai Serayu, Banyumas, Jawa Tengah.
Oditur Militer atau jaksa penuntut umum (JPU) dalam peradilan militer mendakwanya dengan pasal berlapis.
Ia didakwa dengan pasal pembunuhan berencana, penculikan, kejahatan pada kemerdekaan orang, dan menyembunyikan kematian.
Handi Saputra dibuang dalam kondisi hidup
Dalam sidang pembacaan dakwaan, Oditur Militer Kolonel Sus Wirdel Boy membacakan kronologi kejadian.
Kejadian bermula ketika Priyanto bersama dua terdakwa lain, yaitu Koptu Ahmad Soleh dan Kopda Andreas Dwi Atmoko, melewati Nagreg hendak menuju Yogyakarta dengan menggunakan mobil Isuzu Panther.
Sekitar pukul 15.30 WIB, mobil bertabrakan dengan motor Satria FU yang dikendarai oleh dua korban.
Setelah insiden terjadi, warga tiba untuk melakukan pertolongan.
Berdasarkan keterangan para saksi, Salsabila meninggal dunia di lokasi kejadian karena luka parah di kepala dan patah tulang pada kaki kanannya.
Sedangkan Handi masih hidup dengan kondisi merintih kesakitan.
“Saksi empat, lima, enam, dan tujuh melihat Saudara Handi Saputra dalam keadaan hidup dan masih bernapas serta bergerak seperti menahan sakit,” tutur Wirdel.
Para saksi yang diperiksa Puspom TNI menyatakan, karena Unit Laka Satlantas tak kunjung tiba, Priyanto memerintahkan warga dan dua rekannya untuk membawa Salsa dan Handi.
Upaya itu sempat dihalangi oleh warga yang meminta Priyanto sabar menunggu petugas kepolisian atau pihak keluarga tiba.