Jabar Maksimalkan Peran Bank Sampah dan Pelayanan Digital Tangani 24 Ribu Ton Sampah Per Hari
Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih berupaya mengatasi masalah sampah di Jawa Barat lewat sejumlah terobosan.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih berupaya mengatasi masalah sampah di Jawa Barat lewat sejumlah terobosan.
Di antaranya, memaksimalkan fungsi 1.616 bank sampah, ditambah pelayanan pengelolaan sampah yang diakses secara digital melalui sejumlah aplikasi.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengatakan, perlu ada perubahan paradigma pengelolaan sampah yang mengakar dan terpadu dari hulu ke hilir. Jangan sampai, katanya, sampah dianggap sebagai masalah yang harus ditangani pemerintah saja.
"Agar dapat memberikan manfaat ekonomi, sumber daya dan lingkungan yang lebih sehat," katanya dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022 di Bandung, Selasa (8/3/2022).
Gubernur mengatakan pertambahan jumlah penduduk, perubahan konsumsi masyarakat, hingga pandemi Covid-19 membuat timbulan sampah di Jabar makin bertambah.
“Tahun 2020 jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 49,9 juta jiwa dengan timbulan sampah yang mencapai 24,790 juta ton per hari dengan komposisi sampah sisa makanan, plastik, dan kertas karton,” tuturnya.
Sumber utama sampah plastik, menurutnya, berasal dari kemasan (packaging) makanan dan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja, serta pembungkus barang lainnya.
“Dari total timbulan sampah plastik, yang telah didaur ulang diperkirakan baru 10 hingga 15 persen saja. Sisanya, sebanyak 60 hingga 70 persen ditimbun di TPA, dan 15 hingga 30 persen belum terkelola dan terbuang ke lingkungan,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Prima Mayaningtyas, mengatakan, sampah di Jawa Barat masih menjadi persoalan pelik mengingat tingginya produksi sampah.
"Soalnya dalam satu hari ada 24 ribu ton sampah ada di Jabar harus kita selesaikan. Sementara target pengurangan yang 30 persen di antaranya 2025 kenyataannya sekarang baru lima sampai 10 persen harus kita kurangi," katanya.
Menurutnya, angka 24 ribu ton per hari harus segera diselesaikan, terutama dari sumbernya yang banyak berasal dari rumah tangga.
Dari TPS Sarimukti saja, menurutnya, sampah Bandung Raya mencapai 2.000 ton/hari.
"Jadi kita tidak hanya memperingati HSN, tapi kita berharap kepedulian masyarakat untuk membantu menyelesaikan urusan sampah ini, kita yang produksi sampah kita juga yang menyelesaikan," katanya.
Prima berharap salah satu kepedulian masyarakat mengolah sampah dihadirkan dengan menggandeng bank sampah yang jumlahnya di Jabar terus bertambah.