Cara Pengelola Obyek Wisata Panyaweuyan Majalengka Terus Berjalan di Tengah Pandemi
Di Majalengka, sejumlah objek wisata merasakan penurunan kunjungan wisatawan sejak pandemi. Salah satunya terjadi di objek wisata panyaweuyan
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA- Pandemi Covid-19 memukul berbagai sektor kehidupan manusia dari kesehatan, sosial, hingga ekonomi.
Salah satu sektor ekonomi yang kena dampak pandemi adalah pariwisata. Di Majalengka, sejumlah objek wisata merasakan penurunan kunjungan wisatawan sejak pandemi dua tahun terakhir ini.
Salah satunya terjadi di objek wisata Terasering Panyaweuyan Majalengka.
Pengelola Panyaweuyan Majalengka, Mulyadi mengatakan, peningkatan jumlah wisatawan paling banyak terjadi pada tahun baru 2019 lalu.
Di mana, saat itu virus Corona belum tiba di Indonesia.
"Mulai terasa saat libur lebaran, kebijakan-kebijakan pembatasan kunjungan mulai diluncurkan pemerintah," ujar Mulyadi kepada Tribun, Sabtu (5/3/2022).
Semenjak saat itu, pengelola wisata hanya bisa pasrah dengan seluruh kebijakan yang diterapkan pemerintah.
Termasuk, saat harus menutup selama beberapa waktu akibat lonjakan kasus Covid-19.
"Waktu libur lebaran dan tahun baru 2021 yang paling terasa, di mana kita harus tutup. Padahal momen-momen itu kesempatan pelaku wisata untuk mendapatkan keuntungan dari lonjakan wisatawan," ucapnya.
Semenjak pandemi Covid-19 juga, Mangku sapaan akrabnya, terus berupaya agar tempat yang dikelolanya tetap berjalan.
Salah satu upaya yang dilakukan, terus mengedukasi masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan di tempat wisata.
"Kita di lokasi, di medsos terus menginformasikan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Oleh karena itu, agar sama-sama menjaga lingkungan wisata, kita terus edukasi masyarakat atau pengunjung," jelas dia.
Mangku menjelaskan, di tengah pemberlakuan PPKM Level 3 yang dijalankan di Majalengka, sektor pariwisata masih tetap diperbolehkan buka.
Hanya saja, jika terjadi adanya kasus Covid-19 atau klaster di lokasi wisata, tempat tersebut harus ditutup sementara waktu.
"Oleh karena itu, untuk terus berjalan, wisata kami banyak yang berkunjung, jangan ada yang terpapar. Caranya gimana? Yaitu tadi mengedukasi masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan. Kalau sakit, ditunda saja dulu liburannya," katanya.