Ada Temuan Kerangka Surili di Gunung Ciremai, Diduga Tersisih lalu Menyendiri Sampai Mati
Petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai menemukan kerangka Surili di Blok Sangiag Ropoh. Surili yang mati berusia 20 tahun.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mega Nugraha
Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai
TRIBUNJABAR.ID,KUNINGAN - Petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai menemukan kerangka Surili di Blok Sangiag Ropoh.
"Iya benar, petugas kami menemukan kerangka Surili. Hasil daripada peneliti tim, kematian Surili hingga menyisakan kerangka itu akibat lanjut usia atau sekitar umur lebih 20 tahun," ungkap Teguh Setiawan sekaligus Kepala BTNGC Kuningan saat di konfirmasi via ponselnya, Rabu (2/3/2022).
Teguh menegaskan, peristiwa temuan Surili mati itu disebabkan faktor alam atau lanjut usia. Hal ini tidak berpengaruh terhadap populasi.
"Kemudian untuk Surili mati tersebut ditemukan diketinggian 2000 MDPL sekitaran Blok Sangiang Ropoh. Terus untuk kerangka Surili itu memiliki panjang tubuh 56 centimeter dan panjang ekor 62 centimeter," ujarnya.
Keberadaan Surili di habitat Gunung Ciremai itu masuk ke dalam hewan di lindungi dan masuk hewan langka dan terancam punah.
Berdasarkan kegiatan monitoring populasi Surili di tahun 2021 di seksi Majalengka dan seksi Kuningan atau di 14 site monitor itu terpantau kehidupan Surili tersebut.
"Untuk struktur umur, Surili di kawasan Gunung Ciremai itu terbagi dalam golongan anak ada sebanyak 14 ekor, Surili Muda ada sebanyak 35 ekor dan Surili dewasa ada sekitar 56 ekor, dengan begitu jumlah total yang perjumpaan sebanyak 105 ekor," katanya.
Mengenai karakter dalam habitatnya, Surili hidup berkelompok kemudian kebiasaan dalam kelompok tersebut ada satu pemimpin kelompok alias mandah.
"Dimana pemimpin kelompok akan bersaing antar individu di kelompoknya sendiri, dalam persaingan tersebut itu akan bekelahi bahkan sampai mati kalau tidak mati yang kalah akan tersisihkan oleh kelompok sehingga dia soliter atau menyendiri sampai mati," katanya.