TERUNGKAP, Rahasia Juergen Klopp Membawa Liverpool Juara Piala Liga Inggris, Pakai Teknologi Canggih

TRIBUNJABAR.ID - Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, memberikan kredit kepada Neuro11 setelah timnya sukses mengalahkan Chelsea via adu penalti dan menjadi juara Piala Liga Inggris.

Liverpool tampil sebagai juara Piala Liga Inggris 2021-2022 setelah mengalahkan Chelsea 11-10 via adu penalti di Stadion Wembley, Senin (28/2/2022) dini hari WIB.

Pertandingan mesti berlanjut ke adu penalti setelah kedua tim terus bermain imbang 0-0 selama 90 menit plus dua babak perpanjangan waktu.

Keberhasilan Liverpool menjuarai Piala Liga Inggris tak lepas dari pendekatan sains inovatif Juergen Klopp yang terwujud dalam Neuro 11.

Baca juga: Liverpool Kampiun Piala Liga Inggris, Juergen Klopp Akhiri Kutukan, Henderson Jadi Kapten Bersejarah

Apa itu Neuro11?

Neuro11 adalah perusahaan asal Jerman yang bergerak di bidang ilmu saraf.

Mulai musim ini, Klopp mempekerjakan Neuro11 yang bertugas “melatih otak" personel Liverpool.

Pertautan Liverpool besutan Klopp dengan Neuro11 sudah berlangsung sejak tim melakoni masa pramusim selama empat pekan di Evian, Prancis.

Terobosan Neuro11

Klopp bekerja bersama duo pendiri Neuro11, yakni Niklas Hausler dan Patrick Hantschke.

"Kami bekerja bersama Neuro11. Saya tak yakin Anda tahu soal itu. Namun, saat pramusim, Anda harus melihat mereka di kamp latihan,” kata Klopp seusai laga final Piala Liga Inggris kontra Chelsea.

“Anak-anak berlatih bola mati bersama orang dari Neuro11."

"Beberapa pekan ini, setiap pemain melakoni latihan yang tepat, secara psikologis dan lainnya, untuk melakukan penalti.”

Baca juga: DRAMATIS, Liverpool Juarai Carabao Cup, Kalahkan Chelsea 11-10, Kini Jadi Pemegang Rekor

“Sepak pojok, tendangan bebas, tapi juga penalti,” ujar Klopp lagi.

Klopp bahkan menyebut urutan penendang penalti Liverpool di laga final Piala Liga Inggris adalah rekomendasi dari tim Neuro11.

“Jadi, kami punya daftar penendang dari tim Neuro11, mereka ada di stadion, mereka punya detak jantung yang tak bisa saya bayangkan.”