Sisi Lain Kerasnya Laga Persib vs Persija, Ada Pemain Cedera Parah hingga Hujan Kartu Kuning
Laga Persib Bandung vs Persija Jakarta digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali, Selasa (1/3/2022). Bagi Persib, ini jadi laga penting
Penulis: Cipta Permana | Editor: Mega Nugraha
Laporan wartawan Tribunjabar.id, Cipta Permana.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Laga Persib Bandung vs Persija Jakarta digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali, Selasa (1/3/2022). Bagi Persib, ini jadi laga penting untuk bercokol di puncak klasemen Liga 1.
Kedua tim punya sejarah panjang dalam persaingan kompetisi sepakbola tanah air. Karenanya, tiap laga big match ini, selalu memiliki cerita, baik di dalam maupun luar lapangan yang selalu menarik untuk di ulas.
Dilansir Tribunjabar.id dari berbagai sumber, jauh sebelum bergulirnya BRI Liga 1, rivalitas panas Persib vs Persija sudah terjadi sejak era era kolonial Belanda.
Persija ketika itu masih bernama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ), sedangkan Persib memakai Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB).
Maklum, keduanya merupakan dua dari tujuh pencetus lahirnya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di bawah komando Ir Soeratin.
Lima klub lainnya yang mendirikan PSSI adalah, Persatuan Sepakraga Mataram (PSIM Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo), Vorstenlandsche Voetbal Bond (Persis Solo, Soekarno), Madioensche Voetbal Bond (PSM Madiun, Kartodarmoedjo), Indonesische Voetbal Bond Magelang (PPSM Magelang, E.A Mangindaan), dan Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Persebaya Surabaya, Pamoedji).
Partai panas VIJ kontra BIVB pertama kali terjadi pada final Perserikatan I tahun 1931. Sebuah awal lahirnya laga klasik Persija Vs Persib.
Gengsi keduanya kian menghangat karena dalam periode tahun 1930-an hingga 1970-an, keduanya kerap merajai kompetisi Perserikatan.
Artinya, gengsi sebagai klub bersejarah masih terasa kental ketika Persija dan Persib bertemu. Ketika itu juga mulai terlihat dominasi di luar persaingan Persija-Persib, yakni dari Persis Solo, PSM Makassar, PSMS Medan, dan Persebaya Surabaya yang kerap menjadi juara Perserikatan.
Selanjutnya, persaingan Persija Vs Persib masuk ke ranah Liga Indonesia, kompetisi yang lahir dari leburan Perserikatan dan Galatama. Persaingan keduanya di Liga Indonesia hanya sebatas adu gengsi sejarah. Keduanya tidak terlibat dalam perebutan gelar juara sama sekali.
Persib hanya mampu menjadi juara di Liga Indonesia 1994/95, bersaing dengan Petrokimia Putra yang dikalahkan dengan skor 1-0 pada laga final. Sedangkan Persija menjadi juara Liga Indonesia 2001 usai mengandaskan perlawanan PSM Makassar dengan skor 3-2.
Tidak hanya adu gengsi dua tim ibukota, namun juga perselisihan kedua suporter tim yaitu, Bobotoh dan Jak Mania yang terjadi sejak tahun 1999, selalu menjadi bumbu yang mewarnai dari setiap laga.
Imbasnya beberapa kali laga ini sempat ditunda, salah satu tim menyatakan walk out (WO), berakhir dengan kisruh sampai memakan korban jiwa.
Salah satu contohnya terjadi pada Liga Indonesia musim 2005 lalu, dimana pertandingan yang seharusnya digelar pada 4 September 2005 lalu, urung terlaksana, lantaran pihak Persib Bandung enggan menggelar pertandingan di Stadion Lebak Bulus, karena faktor keselamatan.