Harga Daging Melambung, Pedagang di Bandung Tetap Berjualan di Tengah Isu Mogok
Pedagang daging sapi di Kabupaten Bandung tak ada yang tutup meski sebelumnya ada isu akan mogok berjualan.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pedagang daging sapi di Kabupaten Bandung tak ada yang tutup meski sebelumnya ada isu akan mogok berjualan.
Sebelumnya, mereka mendapatkan surat pemberitahuan untuk tidak mogok.
Seorang pedagang daging di Pasar Sehat Cileunyi, Dadah (42), mengungkapkan kini pedagang daging tak ada yang tutup.
"Kalau mau tutup harus kompak. Bisa dicek coba di semua di pasar, baik Bandung atau Kabupaten (Bandung), kalau ada yang tutup nanti juga ada yang ingatkan," ujar Dadah di sela-sela kegiatan berjualannya, Senin (28/2/2022).
Yang tutup barangkali bukan anggota Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI), karena tak ada pemberitahuan.
"Ya, selain menyuruh tidak mogok, surat edaran itu bakal melaksanakan diskusi untuk membahas soal daging karena sejauh ini persoalan daging sapi masih sulit menemukan solusi," kata Dadah.
Dia mengatakan, kalau dihitung bobot hidup, sekarang harganya sudah naik Rp 4 ribu dan karkas Rp 8 ribu, sehingga sekarang harga jual Rp 130 ribu per kilogramnya.
"Sebetulnya harganya sudah enggak sesuai, tapi kami mencoba menyesuaikan saja. Inginnya menjual dengan harga Rp 135 ribu sampai Rp 140 ribu, tapi gimana kita juga lihat situasi. Kebanyakan pasar jualnya di bawah Rp 130 ribu," katanya.
Menurutnya, dia biasanya menjual daging sapi Rp 110 ribu sampai Rp 125 ribu per kilogram.
Dadah mengatakan, kalau jelang momentum Ramadan, harga daging pasti naik. Biasanya munggahan naik, tapi kemudian turun lagi.
"Nah, di pas Lebaran tuh kadang barang suka langka," katanya.
Dadah berharap, harga daging sapi tak terlalu tinggi dan bisa stabil.
"Kan sekarang juga persaingan harga lagi ramai, terus barang juga simpang-siur. Mudah-mudahan pemerintah tahu dan bisa mengondisikan," ucapnya. (*)