Pesan Ustaz Adi Hidayat untuk Menteri Agama Soal Suara Azan, Pejabat Publik Disinggung soal Taubat

Tokoh agama Ustaz Adi Hidayat turut angkat bicara soal suara azan kebijakan Menteri Agama atau Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hermawan Aksan
Kolase Youtube Adi Hidayat Official
Ustaz Adi Hidayat angkat bicara soal suara azan dan kebijakan Menteri Agama 

Kemudian Ustaz Adi Hidayat menyinggung agar seluru umat bertaubat.

Ia mengajak untuk memperbaiki hal tersebut dalam bahasa agama menurutnya disebut sebagai taubat.

Bertaubat yang dimaksudnya adalah mengakui bahwa ada yang tidak tepat dari apa yang telah terjadi.

“Kita tata kembali sehingga persoalan-persoalan tadi kita bisa evaluasi dan menampilkan yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya,” ujarnya.

Baca juga: Menag Bandingkan Suara Azan dengan Gonggongan Anjing, Apakah Bisa Dipolisikan? Ini Kata Pakar Hukum

Kemudian, Ustaz Adi Hidayat meminta pejabat publik khususnya Menag agar membuat kebijakan yang substansial, esensial, tepat guna, dan dibutuhkan masyarakat.

Menurutnya, persoalan-persoalan kecil yang tidak membutuhkan perhatian besar selevel menteri kiranya menyerahkan kepada pajabat daerah atau lingkungan terkait.

Ustaz Adi Hidayat mengkritisi persoalan yang bersifat domestik tidak perlu menarik perhatian sehingga menjadi kebijakan nasional.

Kemudian, Ustaz Adi Hidayat menyinggung kebijakan Menag soal suara azan yang kini tengah menjadi sorotan masyarakat.

Ustaz Adi menyinggung agar Menag memperbaiki narasi soal suara azan yang dibandingkan dengan suara gonggongan anjing.

“Kepada pejabat publik, saya berharap juga agar memperbaiki narasi, komunikasi yang ditampilkan kepada masyarakat.”

“Jangan sampai menghadirkan kata-kata yang kontraproduktif atas misi-misi yang dibangun.”

“Bagaimana mungkin toleransi bisa ditampilkan, namun dalam saat yang sama, kalimat yang ditampilkan ilustrasi yang dihadirkan justru bukan sekadar kontraproduktif tapi berpotensi menyakiti bagian unsur tertentu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”

“Rasanya tidak pantas persoalan toa (suara azan) diilustrasikan dengan binatang tertentu, atau hal-hal lain yang tidak sejalan, tidak senapas, bahkan tidak sampai kepada logika,” tegasnya.

Kendati begitu dari hal ini, tokoh agama itu mengingatkan agar masyarakat tidak mencela satu sama lain.

Lebih dari itu, Ustaz Adi mengajak agar segenap lapisan masyarkat saling mengoreksi diri masing-masing dan bertanya apakah masih mencintai negeri dan bangsa Indonesia ini.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved