Pedagang di Bandung Barat Kini Jual Minyak Goreng Sesuai HET, Tapi Disebut Masih Belum Normal
Sejumlah pedagang di Pasar Curug Agung, Kabupaten Bandung Barat saat ini mulai menjual minyak goreng sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi sesuai yang
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Sejumlah pedagang di Pasar Curug Agung, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini mulai menjual minyak goreng sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah pusat.
Seperti diketahui pemerintah pusat sudah menetapkan HET minyak curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.
Sementara beberapa pekan yang lalu, sejumlah pedagang menjual minyak goreng tidak sesuai HET karena mereka membeli dari distributor Rp 19.500 per liter, sehingga minyak di pasar tersebut dijual dengan harga Rp 20 ribu per liter.
"Sekarang harga minyak goreng mulai turun karena dari distributornya juga turun," ujar pedagang sembako di Pasar Curug Agung Padalarang, Andri (37), Kamis (24/2/2022).
Andri mengatakan saat ini dia sudah bisa menjual minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp 14.500 per liter dari sebelumnya Rp 20 ribu per liter.
"Sekarang kita bisa jual Rp 14.500 per liter. Soalnya dari distributor harganya juga Rp 13.300 per liter," katanya.
Hanya saja, kata dia, stok minyak goreng yang dijualnya justru mengalami pengurangan meskipun harga jualnya sudah turun, bahkan sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah pusat.
"Saya juga cuma kebagian jatah 1 karton isi 12 liter. Jadi dari sana (distributor) memang dibatas," ucap Andri.
Ia mengatakan, stok minyak tersebut langsung diburu pembeli hanya dalam waktu beberapa hari, sedangkan jatah yang dikirim dari distributor tidak menentu.
"Sehingga terkadang ada pelanggannya yang tak kebagian stok karena enggak menentu juga, kadang dikirim lagi 5 hari kadang seminggu. Masalahnya ada di ketersediaan barang," ujarnya.
Sementara itu Haji Kana (70), pedagang sembako lainnya di Pasar Curug Agung Padalarang mengatakan, meski harga minyak goreng sudah turun, kondisi saat ini masih belum sepenuhnya normal karena harga minyak goreng masih bisa diturunkan lagi serta stok harus diperbanyak.
"Kalau turun ya turun, tapi belum bisa dibilang normal. Tapi yang penting di setiap kios di pasar stoknya ada meskipun cuma sedikit," kata Kana. (*)