Perajin Tahu-Tempe di Majalengka Mogok Jualan 3 Hari, Emak-emak 'Menjerit' Bingung
Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat mogok produksi selama tiga hari ke depan gara-gara harga kedelai yang melonjak.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat mogok produksi selama tiga hari ke depan.
Aksi ini merupakan bentuk protes gara-gara harga kedelai yang melonjak.
Seperti yang terlihat di sejumlah tempat produksi tempe dan tahu di Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Senin (21/2/2022).
Dilihat Tribun, para pengusaha produksi tempe maupun tahu saat didatangi sedang bersantai di dalam rumah.
Baca juga: Pengrajin Tahu Tempe Libur, Pedagang Tahu Tempe di Depok Juga Ikut Libur sampai Rabu
Biasanya, mereka sedang berada di tempat produksi yang berada di belakang rumahnya.
"Ya karena kenaikan harga kedelai, saya ikut mogok massal untuk tidak produksi dulu selama tiga hari," ujar Uri Jamuri (43), perajin tahu di Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Senin (21/2/2022).
Kendati diminta mogok selama tiga hari, Uri mengaku sudah tidak produksi sejak Minggu (20/2/2022).
Yang mana, jika produksi dirinya bisa menghasilkan tiga karung tahu atau 1,5 kwintal.
"Saya harap di mogok ini bisa menurunkan harga kedelai. Sehingga, bisa produksi lagi," ucapnya.
Sama halnya dengan Uri, Hj Inah perajin tempe di desa yang sama juga mengakui hal yang sama.
Dirinya sejak kemarin tak berproduksi tempe akibat harga kedelai yang naik pesat.
Padahal, sebelumnya harga kedelai masih dikisaran Rp 9 ribu per kilogramnya.
Baca juga: Hari Ini Pengrajin Tahu Tempe di Bandung Mulai Mogok Produksi
"Saya mendapatkan surat untuk tidak produksi dulu, ya gapapa. Saya hitung-hitung istirahat saja. Bentuk protes juga karena harga kedelai naik," jelas perempuan berusia 62 tahun itu.
Dampak mogok produksi pun, membuat Inah harus meliburkan lima karyawannya.