Andri Novendra Wasit Kontroversial Liga 3 Keluarkan 4 Kartu Merah di Laga Bandung United

Andri Novendra jadi wasit kontroversial di laga Liga 3 antara Bandung United FC melawan Farmel FC, di Stadion Jala Krida Mandala AAL, Kota Surabaya,

Penulis: Cipta Permana | Editor: Mega Nugraha
Istimewa
Tangkapan layar beberapa keputusan kontroversi pemberian kartu merah wasit Andri Novendra kepada pemain Bandung United FC, Minggu (20/2/2022) / Cipta Permana. 

Laporan wartawan Tribunjabar.id, Cipta Permana.

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Andri Novendra jadi wasit kontroversial di laga Liga 3 antara Bandung United FC melawan Farmel FC, di Stadion Jala Krida Mandala AAL, Kota Surabaya, Minggu (20/2/2022).

Pasalnya wasit asal Pekanbaru tersebut, mengeluarkan empat kartu merah langsung kepada empat pemain Bandung United FC.Yakni Saiful pada menit 50, Rizki Arohman menit 60, Satrio Azhar Aisy menit 89, dan Andri Febriansyah menit 90+1.

Atas keputusan kontroversial itu, PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) yang merupakan manajemen Persib Bandung dan Bandung United FC melayangkan protes keras ke PSSI.

Dalam tayangan rekaman video pertandingan, tampak kekecewaan diluapkan para pemain Bandung United FC atas keputusan-keputusan kontroversi Andri Novendra

Asisten pelatih Bandung United FC, Tantan, mengatakan, meskipun pertandingan kemarin cukup mengecewakan, namun saat ini para anak asuhnya mulai kembali pada rutinitas persiapan menghadapi laga selanjutnya.

"Alhamdulilah para pemain baik-baik saja. Kalau itu (hasil kemarin), manusiawi kang terganggu di saat dalam pertandingan," ujarnya melalui pesan WhatsApp seraya menunjukan video singkat kondisi terkini dari para pemain Bandung United FC kepada Tribunjabar.id, Senin (21/2/2022).

Mantan pemain Persib Bandung yang juga wasit nasional, Fiator Ambarita, mengatakan, seorang wasit seharusnya tidak terlalu mudah memberikan kartu merah kepada pemain.

Apalagi, jika tidak ada pelanggaran serius yang terjadi dan telah diatur dalam pedoman pertandingan FIFA. 

"Berdasarkan aturan pertandingan, pemberian kartu merah bila pemain melakukan pelanggaran berbahaya seperti tackling dua kaki atau kalaupun satu kaki tapi di angkat dan mengenai kaki pemain lain," 

"Dan mengancam cedera, itu kartu merah. Kemudian berkata kasar, mendorong, bahkan memukul wasit itu juga langsung kartu merah," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Senin (21/2/2022).

Selain itu, kartu merah langsung juga akan diberikan bila pemain berselisih hingga terjadi pemukulan, baik memukul pemain lawan atau kawan sendiri. 

Selain itu, seorang pemain, khususnya kapten tim berhak berdiskusi atau mempertanyakan terkait keputusan wasit dalam sebuah pertandingan. Namun hal itu, harus dilakukan dengan cara baik sesuai aturan yang ditetapkan dalam regulasi.

"Dulu juga pernah ada salah seorang kapten tim datang, setelah saya membuat keputusan, dia bilang 'Saya ini kapten, saya ini kapten' sambil marah-marah dan dorong saya, seperti itu kan engga boleh. Harusnya kapten itu ngomong dan komunikasi baik-baik, bukannya malah, kalau Bahasa Sunda mah sesengor pake pressure segala, dan atas sikap dia saya kasih kartu kuning," ucapnya.

Fiator menuturkan, pemberian kartu merah langsung lebih dari dua bagi sebuah tim dalam sebuah pertandingan, memang sah secara regulasi bila terjadi pelanggaran berat. Namun, selama ini hal tersebut jarang terjadi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved