Rajapati Guru di Bandung
Pemprov Jabar akan Lakukan Trauma Healing dan Pendampingan di SDN 032 Tilil Bandung
Pemprov Jabar akan turun ke SDN 032 Tilil untuk memberikan trauma healing.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong penyembuhan trauma atau trauma healing dan pendampingan kepada anak-anak serta siapapun yang berada di lingkungan SD 032 Tilil, Sadang Serang, Kota Bandung.
Hal ini untuk memulihkan psikis dan memberikan pemahaman, khususnya kepada anak-anak, terkait dengan tragedi pembunuhan salah satu gurunya di dalam lingkungan sekolah.
Bunda Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan pihaknya mendorong trauma healing kepada orang-orang yang pada saat itu menyaksikan tragedi tersebut, termasuk anak-anak atau peserta didik, dan masyarakat yang ada di sekitar sekolah.
"Tentu kita akan melakukan trauma healing karena kejadian seperti itu tentu bukan kejadian yang setiap hari mereka lihat. Ini kejadian luar biasa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, yang akan membuat anak-anak ketakutan," katanya di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (9/2/2022).
Ia mengatakan hal yang paling dikhawatirkan dari kejadian ini akan mempengaruhi pola pikir anak-anak yang menyaksikannya.
Karenanya, selain trauma heaing, harus dilakukan pemberian pemahaman-pemahaman kepada para peserta didik.
"Memang perlu trauma healing, bahkan kita berikan penekanan-penekanan terkait dengan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, apa yang kemudian harus mereka lakukan ketika menghadapi ini, jadi sekalian saja kita edukasi bagaimana bisa untuk menghindari konflik, bagaimana kemudian kalau terjadi sesuatu yang mengancam jiwa mereka, apakah harus lari kah, teriak, dan sebagainya," katanya.
Ia mengatakan sangat disayangkan kejadian kekerasan ini harus terjadi. Pelakunya, katanya, bisa saja sedang gelap mata, sama seperti halnya yang dialami pelaku di kejadian-kejadian lainnya.
"Ada orang yang karena cemburu, karena ada yang iri, karena ada kaitanya dengan percecokan, dan sebagainya. Tapi ini adalah gelap mata. Jadi pendidikan agama di sini yang penting, bagi semua pihak, tidak saja bagi para pelaku yang saat ini mungkin sedang kita proses sedemikian rupa," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati, mengatakan kejadian-kejadian kekerasan seperri ini masih sulit untuk dihindari walaupun pihaknya sudah berupaya maksimal mencegahnya.
"Kita sudah melakukan berbagai upaya pencegahan, baik melalui payung hukumnya, kemudian kita membuat sebuah panduan, kemudian dari sisi sistem kita juga siapkan, dan juga dari aksinya dengan ada kampanye, tapi memang kekerasan seperti itu tidak bisa kita hindari," katanya.
Ia mengatakan dengan kejadian seperti ini, pemahaman dan literasi masyarakat harus terus ditingkatkan. Sedangkan untuk kasus kekerasannya sendiri, sudah ditangani pihak berwajib.
"Kemudian ada pendampingan, penjangkauan, trauma healing, kemudian mediasi. Dan juga ada nanti kita punya rumah aman, kalau misalnya ada anak yang memang menjadi korban kita bisa memiliki rumah aman dan juga memiliki beberapa beberapa instansi yang mitra yang bisa kita mintai kolaborasi atau bantuan untuk anak-anak," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Ati Rohaeni, guru SD 032 Tilil, Sadang Serang, Kota Bandung, tewas setelah ditusuk pisau di bagian perut oleh Nono, mantan suaminya sendiri.
Ati tewas di depan gerbang sekolah SD Tilil, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, pada Senin 7 Februari 2022, pagi.
Baca juga: Nasib Nono, Pria yang Rampas Nyawa Guru Ati di Sekolah, Terancam Hukuman Mati, Sang Anak Setuju