Rajapati Guru di Bandung

TERUNGKAP Alasan Mantan Suami Masuk Sekolah dan Habisi Guru SD di Bandung, Jumat Sudah Didamaikan

Ironisnya, peristiwa itu terjadi setelah Jumat (4/2/2022) lalu keduanya didamaikan oleh polisi setelah bertengkar di lingkungan sekolah.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
ist
Suasana di depan gerbang SD 032 Tilil, Sadang Serang, Bandung tempat seorang guru meninggal ditusuk mantan suami, Senin (7/2/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus rajapati guru di Bandung membuat kaget.

Guru tersebut dihabisi nyawanya oleh mantan suami di lingkungan sekolah tempat dia mengajar, Senin (7/2/2022).

Ironisnya, peristiwa itu terjadi setelah Jumat (4/2/2022) lalu keduanya didamaikan oleh polisi setelah bertengkar di lingkungan sekolah.

AR (50) salah satu guru di SD 032 Tilil Sadang Serang meninggal ditusuk mantan suaminya berinisial N.

Motif pelaku menghabisi nyawa korban lantaran sakit hati. 

Prihatna, guru sekaligus rekan AR mengatakan, sebelum peristiwa penusukan, pelaku dan korban sempat terlibat cekcok lantaran pelaku tidak dilibatkan dalam pernikahan anaknya. 

"Ada dendam, karena pada 12 Februari anak mereka mau menikah. Nah, si pelaku merasa sakit hati tidak dilibatkan dalam pernikahan tersebut," ujar Prihatna, saat ditemui di SD 032 Tilil, Sadang Serang, Kota Bandung, Senin (7/2/2022). 

Sebelum peristiwa penusukan, Ia mengaku sempat mendamaikan pelaku dan korban.

Sebab, saat itu pelaku datang ke sekolah dan terlibat cekcok dengan korban. 

"Saya Jumat mendamaikan, pelaku marah-marah di kelas, saya ajak bicara di ruang sekolah, beliau agak reda. Bu Ati (korban) menelepon Polsek Coblong, datang dari pihak kepolisian dua orang terjadi diskusi dan saling memaafkan," katanya. 

Sebelumnya, Guru Sekolah Dasar (SD) 032 Tilil berinisial AR (50), ditusuk oleh mantan suaminya sendiri berinisial N, tepat di dalam sekolah, Senin (7/2/2022) pagi. 

Peristiwa penusukan dilakukan saat korban hendak masuk ke Sekolah. 

Ati Rohaeni (kanan) guru SD di Bandung yang menjadi korban pembunuhan mantan suaminya (kiri).
Ati Rohaeni (kanan) guru SD di Bandung yang menjadi korban pembunuhan mantan suaminya (kiri). (ist)

Saat itu, kata dia, korban sedang berjalan menuju ruang kelas.

Tiba-tiba, pelaku langsung merangkul korban dan mengeluarkan pisau, langsung menusukkan ke bagian perut korban. 

"Pelaku seperti mempersiapkan diri dari rumah bawa pisau dapur tajam mengejar korban dari gerbang, sampai leher dipegang terjadi penusukan beberapa kali ditusuk mantan suami," ujar Prihatna, saat ditemui di SDN 032 Tilil Kota Bandung, Senin (7/2/2022). 

Menurut dia, setelah melakukan aksinya, pelaku tidak melarikan diri.

Malah mengancam penjaga sekolah namun menyatakan akan menyerahkan diri ke polisi. 

"Begitu sudah menusuk, mengancam penjaga sekolah dan guru lain yang mendekat. Dia berkata tidak takut dan siap menyerahkan diri ke polisi," katanya. 

Saat ini, korban sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Sartika Asih, sedangkan pelaku diamankan Polsek Coblong. 

Cerita Kepala Sekolah

Peristiwa rajapati menimpa seorang guru di Kota Bandung.

Peristiwa tersebut terjadi di SDN 032 Tilil, Sadang Serang, Coblong, Kota Bandung.

Kepala Sekolah SDN 032 Tilil, Drs Osa, mengatakan, ia terkejut ketika tiba di sekolah.

Saat itu, ketika membuka gerbang sudah ada korban tergeletak tak bernyawa.

"Saya heran pintu gerbang yang kecil tertutup padahal biasanya terbuka, ketika saya dorong ada orang bersimbah darah," ujar Osa, Senin (7/2/2022).

Osa mengatakan, ia langsung keluar gerbang dan menelpon polisi.

Sedangkan pelaku masih berada di dalam kelas.

"Pelaku nunggu di kelas mungkin nunggu polisi, cukup lama juga datangnya," ujarnya.

Menurut Osa, korban namanya Ati Rohaeni (49).

Ati dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah.

Ati merupaka wali kelas V dan mengajar sejak tahun 1997.

Ati diangkat menjadi PNS tahun 2008.

Pelaku diduga mantan suami Ati.

Masih menurut Osa, mantan suami Ati yang dicerai tahun 2007 sudah sering mengancam akan membunuh korban.

"Terakhir datang Jumat dan sempat didamaikan, tapi tak menduga datang kembali ke sekolah dan membunuhnya," ujarnya.

Menurut Osa, dugaan pembunuhan karena tak diberitahu anaknya akan menikah.

Sebelum membunuh si pelaku mengancam semua orang agar masuk kelas.

Adanya kasus pembunuhan sekolah diliburkan sepekan dan anak-anak yang melihat peristiwa itu butuh pendampingan untuk menghilangkan trauma.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved