Saat PCR Tak Mampu Deteksi Covid-19 Varian Omicron, Epidemiolog Bilang Tak Perlu WGS karena Ini
Setelah Delta, kini Covid-19 varian Omicron mengakibatkan lonjakan kasus infeksi di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai bahwa saat ini sudah tidak perlu menentukan varian yang menyerang seseorang.
Menurutnya, sudah jelas 97 persen varian yang bersirkulasi di Indonesia adalah Omicron.
“Dan artinya tidak perlu meragukan lagi ini Omicron atau bukan karena sudah besar kemungkinannya Omicron. Sehingga meskipun PCR, rapid test, antigen, ya sudah dipastikan besar kemungkinan adalah Omicron,” tutur Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (5/2/2022).
Dicky menambahkan, jika penentuan terinfeksi Omicron atau bukan hanya akan menambah biaya saja.
Termasuk untuk kebutuhan di fasilitas kesehatan yang juga tidak perlu dibedakan variannya.
Hal ini dikarenakan tata pelaksanaan dan terapi yang dijalani untuk varian virus corona apapun tetap sama.
Namun, berbeda lagi jika dibutuhkan untuk genomic surveillance atau mendeteksi keberadaan mutasi virus corona.
Hal ini memang diperlukan.
“Kalau untuk masyarakat, untuk dilakukan di fasilitas kesehatan ya cukup PCR dan tidak perlu WGS untuk memastikan Omicron atau bukan, itu tidak perlu,” tutup Dicky. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bagaimana Cara Menentukan Seseorang Terinfeksi Varian Omicron?