Janda di Bandung Barat Ini Tak Kuasa Menahan Haru Saat Rumahnya yang Dulu Reyot Kini Menjadi Kokoh
Raut wajah bahagia terpancar dari balik masker yang dipakai Yuyun, warga Kampung Bantargedang, Mekarsari, Ngamprah, KBB, saat rumahnya menjadi kokoh
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Raut wajah bahagia terpancar dari balik masker yang dipakai Yuyun (55) warga Kampung Bantargedang, RT 03 RW 09, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat melihat rumahnya menjadi kokoh.
Isak tangis bahagia pun tak terbendung karena saat ini dia sudah bisa menempati rumah yang nyaman untuk menghabiskan masa tua bersama kedua anaknya yang masih remaja.
Yuyun pun tak berhenti mengucap syukur karena kondisi kehidupan yang serba kekurangan, kini sudah mendapat perhatian hingga rumahnya diperbaiki oleh aparat kepolisian dan anggota TNI.
Selama puluhan tahun, Yuyun bersama kedua anaknya tinggal di rumah kayu berdinding bilik bambu yang kondisinya memprihatinkan.
Bagian dindingnya, sudah lapuk dan atapnya pun kerap bocor ketika turun hujan.
Dengan kondisi rumah yang mengkhawatirkan, ia hanya mengharapkan perhatian dari pemerintah karena dia hanya bekerja serabutan dan untuk kebutuhan sehari-hari pun, hanya mengandalkan pemberian dari anaknya yang bekerja di Jakarta.
"Alhamdulillah sekarang bisa merasa nyaman, kalau dulu rumah ini selalu bocor kalau hujan karena atapnya dan dindingnya sudah tua," ujar Yuyun saat ditemui di rumahnya, Jumat (4/2/2022).
Kini rumah dia sudah terlihat lebih kokoh karena semua bangunan rumah ini sudah direnovasi total dengan material tembok dan dinding GRC, sehingga dia tidak akan merasakan lagi dinginnya cipratan air dari dinding yang bocor.
"Sekarang rumahnya sudah diperbaiki, jadi lebih kokoh dan tidak akan bocor dan takut ambruk lagi," katanya.
Yunengsih (27) anak Yuyun menambahkan, dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat orangtuanya tak mampu memperbaiki rumah yang sudah ditinggali selama puluhan tahun.
Sehingga hampir setiap saat, keluarganya kerap dihantui rasa was-was karena rumahnya dikhawatirkan roboh, mengingat semua material bangunannya sudah lapuk dimakan usia.
"Kalau setiap kali hujan air sering masuk, ke dapur juga sama kebanjiran," katanya.
Ia mengatakan, ibunya memang hidup menjanda setelah setahun lalu suaminya meninggal dunia, untungnya anak tertua yang bekerja di Jakarta masih bisa mengirimkan uang seadanya untuk kebutuhan hidupan Yuyun.
"Kakak tertua kerja di Jakarta, pulang sebulan sekali atau kadang lebih. Kalau saya hanya ibu rumah tangga biasa," ucap Yunengsih.