Sesajen Kepala Kambing dan Bunga Tujuh Rupa Untuk Bupati, Massa Tolak Tambang di Karawang Selatan
Pengunjuk rasa tolak pertambangan di Karawang selatan bawa sesajen isi buah-buahan kepala kambing hitam untuk Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana
Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Mega Nugraha
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Karawang, Cikwan Suwandi
TRIBUNJABAR.ID,KARAWANG- Pengunjuk rasa menolak pertambangan di Karawang selatan membawa sesajen berisi buah-buahan dan kepala kambing hitam untuk Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.
Mereka berunjuk rasa di depan komplek Pemkab Karawang pada Senin (31/1/2022) menentang izin pertambangan yang dibuka di kawasan Karawang selatan yang wilayahnya didominasi hutan dan pegunungan.
Dalam aksinya, pantauan Tribun, ada delapan nampan yang dibawa pengunjuk rasa. berpakaian hitam dan pangsi hitam. Dalam nampan tersebut berisi buah-buahan dan kepala kambing hitam yang ditaburi bunga tujuh rupa.
Puluhan orang berpakaian hitam tersebut duduk bersila sambil dupa-dupa menyala. Sekelilingnya ratusan pendemo lain berdiri sambil membentangkan spanduk.
Baca juga: Warga Karawang Selatan Unjukrasa Tolak Pertambangan: Kami Merasakan Ledakan Bom, Rumah Kami Retak
Mereka berdoa agar Pemkab Karawang menutup Pertambangan PT Atlasindo Utama yang berlokasi di Kecamatan Tegalwaru.
Sesajen yang mereka bawa, sebagai bentuk syukur para pendemo atas hasil pertanian dan peternakan mereka merupakan pemberian Tuhan dan pertambangan disebutnya hanya merusak kehidupan masyarakat.
Mereka menagih janji Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana yang memastikan tidak akan pertambangan di wilayah Karawang Selatan.
Namun nyatanya Pemkab Karawang mencabut pembekuan PT Atlasindo Utama di wilayah Kecamatan Tegalwaru.
"Saya masyarakat Karawang Selatan, saya minta sebagai warga terdampak di Desa Cintawargi, agar PT Atlasindo ditutup. Kami merasakan ledakan bom, rumah kami retak-retak dan ayam kami tidak mau menetaskan telur," kata Ading Mulyadin (45) kata koordinator lapangan.
Baca juga: Penendang Sesajen di Kawasan Semeru Sudah Ditangkap, Warga Demo Agar Pelaku Diproses di Lumajang
Sementara itu selain Koordinator aksi unjukrasa, Solihin Fu'adi (41), mengatakan, pertambangan PT Atlasindo Utama memberikan dampak ekologis hingga sosial masyarakat sekitar.
"Bagaimana wilayah tersebut merupakan salah satu ekosistem elang jawa, namun karena pertambangan, elang jawa tak pernah muncul di wilayah tersebut," katanya.
Selain itu, kata Solihin, pertambangan juga tidak memberikan dampak ekonomi untuk warga.
"Yang untuk itu pengusahanya, masyarakat hanya bisa merasakan dampak kerusakan. Lalu bupati juga menjanjikan akan menghentikan kegiatan di wilayah Karawang Selatan, tetapi sangat lucu ketika Pemkab melalui DLHK justru mencabut izin pembekuan pada 23 Desember lalu," katanya. (Cikwan Suwandi)