Bela Bahasa Sunda

Arteria Dahlan Menantang Masyarakat Sunda, Tak Memiliki Iktikad Baik, Kata Majelis Adat Sunda

Majelis Adat Sunda menyebut bahwa Arteria Dahlan menantang masyarakat Sunda dengan mempersilakan melaporkan dirinya ke Mahkamah Kehormatan Dewan.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Hermawan Aksan
Tribunnews
Arteria Dahlan 

Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan menegaskan dia tidak ingin ada jaksa di Kejagung yang pertontonkan kedekatan dengan Jaksa Agung dengan pendekatan yang bukan prestasi dan kinerja.

Dalam wawancara dengan TV One, Arteria Dahlan mengatakan mengungkap bahwa saat ini di Kejagung, banyak jabatan jaksa tinggi dan strategis dijabat jaksa berasal dari Jabar.

Wajar saja, karena Jaksa Agung ST Burhanudin, asal Jabar, pria asal Majalengka.

Baca juga: BREAKING NEWS: PDI Perjuangan Jabar Layangkan Surat ke DPP PDIP, Minta Arteria Dahlan Diberi Sanksi

 

Meski begitu, dia tidak mempermasalahkan hal itu karena pilihan Jaksa Agung itu berdasarkan tata cara yang sudah ditentukan.

Ia membandingkan dengan kasus lama, di Kejagung, sempat ada pejabat Kejagung yang dalam satu tahun bisa naik pangkat empat kali.

"Enggak ada lagi zaman Jaksa Agung sekarang 1 tahun 4 kali naik. (Sekarang) pembenahaan manajemen SDM di kejaksaan penempatan jabatan strategis dengan mekanisme yang terbuka, sekalipun ada org Sunda, karena kualifikasinya, karena kecakapannya, karena kualitas mereka lewat proses yang cermat bukan karena suk Sunda bisa di posisi strategis, ini yang kami yakinkan ke publik," katanya.

Ia kemudian menyatakan bahwa soal Bahasa Sunda yang jadi ribut, berawal dari peristiwa dimana ada seorang kepala kejati yang mempertontonkan kedekatannya dengan Jaksa Agung di depan jaksa-jaksa tinggi lainnya.

"Bisa bayangkan saat sama-sama bekerja, masih ada jaksa satu dua yang mempertontonkan, perlihatkan kedekatan dengan pak Jaksa Agung (dengan bahasa Sunda). Enggak masalah kalau Jaksa Agung nya ukan orang sunda,, gpp, Ini hubungannya saat rapat resmi, yang bersangkutan bicara ke Jaksa Agung, bukan bawahan. Kalau kajati kajari ngomong ke rakyat (dengan bahasa daerah) itu saya acungkan jempol, itu jaksa yang merakyat," kata dia.

"Ini jadi pembicaraan di internal mereka di kejaksaan, makanya nanti ditanyakan ke teman0-teman kejaksaan apa yang saya katakan aspirasi mereka atau bukan," katanya.

Ia kemudian memperjelas kembali pernyatannnya sekaligus menegaskan dia tidak ingin mendiskreditkan suku Sunda atau bahasa Sunda.

"Saat dialog resmi ke pimpinannya, di hadapan jaksa tinggi hadirkan seperti itu (berbahasa Sunda) kurang pas. Kalau bicaranya ke rakyat biasa, tapi saat dibalas bahasa Indonesia di forum resmi antar kajati jawab ke Jaksa Agung dengan seperti itu kurang pas.

"Kami tidak ingin ada jaksa yang coba pertontonkan kedekatan bukan prestasi dan kinerja utk hal2 sperti itu," kata dia.

Ia menegaskan, pihaknya sama sekali tidak bermaksud menghina orang Sunda.

"Kita sama sekali tidak ada hal sekecil apapun yang mendiskreditkan suku Sunda, orang Sunda. Saya ingin meluruskan, dikatakan saya mendiskreditkan (orang Sunda) Pak Jaksa Agung itu orang Sunda, sudah kaya orang tua saya dengan mereka. Sekitar saya ini orang Sunda semua, ngga mungkin kami mendiskreditkan orang Sunda. Kok tiba-tiba bisa dipelintir seperti itu," kata Arteria Dahlan.

TB Hasanudin Bereaksi

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved