Begini Kondisi Saluran Irigasi yang Picu Longsor Ciherang Sumedang, Dinding Terkikis

Titik yag terkikis pada irigasi ini disebut-sebut sebagai pemicu tebing setinggi 150 meter ambrol pada Sabtu (15/1/2022) lalu, di Ciherang

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
Istimewa/ Sekda Sumedang Herman Suryatman
Kondisi irigasi di atas mahkota longsor yang menerjang di Desa Ciherang, Sumedang Selatan 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Air mengalir di irigasi Cihonje. Airnya tidak begitu jernih karena tengah bercampur lumpur. Air itu mengalir pada saluran irigasi selebar satu lompatan orang dewasa.

Saluran irigasi sendiri tampak sepenuhnya tanah, tidak ada bekas tembok dari campuran semen atau sekedar susunan batu beronjong.

Dinding atau bantaran irigasi yang berbatasan dengan tebing di bawahnya ditumbuhi rerumputan. Jelas terlihat, pada satu titik, setengah dinding irigasi itu terkikis.

Pada titik inilah, air diduga perlahan merembes ke dinding tebing, meski dinding irigasinya sendiri tidak jebol.

Baca juga: Polres Sumedang Masih Selidiki Sebab Longsor Ciherang, yang Tak Punya Kapasitas Jangan Bikin Resah

Titik yag terkikis pada irigasi ini disebut-sebut sebagai pemicu tebing setinggi 150 meter ambrol pada Sabtu (15/1/2022) lalu, di Ciherang, Sumedang Selatan, Sumedang, Jawa Barat.

Badan Penanggulanga Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang telah mengecek ke lokasi mahkota longsor itu. Pada bagian dalam bantaran irigasi yang bagian luarnya terkikis itu, anggota BPBD menancapkan bambu-bambu jenis haur sebagai rucuk.

Rucuk adalah bambu yang ujungnya dibuat runcing lantas reruncingnya dihunjamkan ke dalam tanah. Rerucuk ini berfungsi sementara untuk menahan irigasi tidak jebol, mengingat dinding terkikis pemicu longsor hanya tingga 50 persen dari lebar semula bantaran itu.

"Jangka panjangnya, kami akan pasang beronjong di sekitar irigasi itu," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sumedang, Herman Suryatman, Senin (18/1/2022).

Herman yang telah mengecek mengatakan bahwa irigasi Cihonje meski mengancam, tetapi juga irigasi itu penting.

Baca juga: Mahkota Tebing 150 Meter Longsor di Sumedang Bakal Diberonjong, Baru Rencana Direboisasi

Irigasi itu mengalirkan air untuk mengairi ratusan hektar sawah di Desa Girimukti, Sumedang Selatan. Karenanya, menangani longsor itu betul-betul menjadi pertaruhan bagi Pemkab Sumedang.

Namun, rucuk dan beronjong dinilai Sekda belum cukup. Irigasi itu mesti dikontruksi dengan pipa yang kokoh. Entah berstruktur beton atau hanya menggunakan pipa plastik kualitas nomor satu, sebagai pengganti saluran konvensional yang ada.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved