Kegiatan Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis Tidak Wajar, Anggota Saling Pukul untuk Jadi Pimpinan

Istilah Lingkaran Setan Pramuka mendadak mencuri perhatian karena dilakukan siswa SMAN 1 Ciamis.

Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Tribunjabar.id/Padna
Anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis yang mengikuti kegiatan Pramuka aksi lingkaran setan dirawat di Rumah Sakit di Pangandaran. 

TRIBUNJABAR.ID - Istilah Lingkaran Setan Pramuka mendadak mencuri perhatian karena dilakukan siswa SMAN 1 Ciamis.

Lingkaran setan adalah aksi saling pukul yang dilakukan anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis.

Berdasarkan laporan wartawan Tribunjabar.id dari Pangandaran, kegiatan lingkaran setan dilakukan pada 8 Januari 2022.

Pada praktiknya, para senior mengarahkan anggotanya berjumlah 21 orang untuk membuat sebuah lingkaran.

Baca juga: Saling Hajar di Kegiatan Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis Sudah Tradisi, Kini Baru Terungkap

"21 anggota disuruh membuat lingkaran, yang dinamakan lingkaran setan." kata Ani Susani, orangtua korban berinisial F.

Menurut Ani, anak-anak Pramuka yang melingkar itu diharuskan memukul satu sama lain.

Aksi saling hajar itu dilakukan dalam rangka memilih Pimpinan Sangga (Pinsa)

Sangga adalah satuan terkecil dalam Pramuka Penegak, (semacam kelompok).

Dalam kegiatan Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis itu, para junior harus beradu ketahanan atau ketangguhan.

Siapa yang paling tangguh terhadap pukulan, maka akan dijadikan Pinsa.

"Saling pukul, kudu tarik silih gablok (harus kencang saat dipukul). Siapa yang tangguh mendapat pukulan itu, maka akan terpilih menjadi pinsa," katanya.

Ani menjelaskan, dari 21 orang yang paling kuat dalam menahan pukulan tersisa 4 orang, termasuk anaknya.

Namun, satu orang mundur karena sudah tidak sanggup lagi melanjutkan permain.

"Yang tetap Kokoh adalah empat orang, yaitu  anak berinisial M, E dan juga anak Saya (F)," ujarnya.

Akibat dari aksi mengerikan itu, anak-anak yang melakukan lingkaran setan itu babak belur.

Baca juga: BREAKING NEWS, Kondisi Terkini Siswa Korban Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis yang Dirawat di RS

Korban ada yang mengalami lebam, hingga robek pada bagian anggota tubuhnya.

"M itu ada robek dibagian bibir, kalau anak saya luka lebam, ada luka tamparan atau ada luka pukulan," ujar Ani.

Berdasarkan cerita anaknya, Ani mengaku, para siswa SMA korban lingkaran setan itu mengalami demam.

"Ketiga anak kondisinya panas, termasuk anak Saya yang keadaannya paling parah," katanya.

Kini, anak Ani, F bahkan harus dirawat di rumah sakit setelah mengikuti kegiatan Pramuka tersebut.

Keluarga korban di Pangandaran, yang diduga korban penganiayaan senior dalam kegiatan 'lingkaran setan' Pramuka di SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa barat, meminta pihak terkait serius menangani kasus yang menimpa anaknya.
Keluarga korban di Pangandaran, yang diduga korban penganiayaan senior dalam kegiatan 'lingkaran setan' Pramuka di SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa barat, meminta pihak terkait serius menangani kasus yang menimpa anaknya. (Istimewa)

Ani menilai, aktivitas yang dilakukan anaknya tidak wajar dan cenderung mengarah pada penganiayaan.

Kini, kegiatan lingkaran setan yang dilakukan anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis ini juga sudah terdengar ke pihak Kwarda Pramuka Jawa Barat.

Kini, diketahui bahwa lingkaran setan bukan kegiatan resmi kepramukaan, aksi ini justru hanya diinisiasi dan dilakukan oleh senior Pramuka di sekolah tersebut.

Lewat postingan Instagram, istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Atalia Praratya menyatakan, kegiatan itu dilakukan tanpa izin dari pihak sekolah.

Baca juga: Saling Hajar di SMAN 1 Ciamis, Atalia Praratya: Lingkaran Setan Bukan Kegiatan Pramuka

Pembina Pramuka dan pelatih Pramuka bahkan tidak hadir dalam aksi saling hajar para anggota binaannya.

"Kegiatan “Lingkaran Setan” bukanlah kegiatan resmi Pramuka. Kegiatan ini murni diinisiasi senior/alumni yang dilakukan tanpa izin sekolah/gugus depan dan tidak dihadiri oleh pembina dan pelatih," katanya, Kamis (13/1/2022).

Sebagai Ketua Kwarda Jawa Barat, Atalia menyesalkan ada kejadian tersebut.

"Atas nama pimpinan Kwarda Pramuka Jabar kami memohon maaf kepada semua pihak atas kejadian tersebut dan
bersama-sama akan memastikan kejadian seperti itu tidak terulang kembali," kata Atalia Praratya.

Dalam postingannya, ia juga memberikan arahan terkait penanganan masalah tersebut.

"Adapun beberapa arahan yang perlu dilakukan:

a. Moratorium/penghentian sementara kegiatan pramuka yang ada di gudep SMAN 1 CIAMIS. Usut tuntas dan lakukan setiap proses yang diperlukan.

b. Menginstruksikan agar semua pihak melakukan pembenahan dan konsolidasi, memperbaiki stuktur dan pola pembinaan yang akan berdampak pada pemutusan mata rantai kejadian serupa di seluruh jenjang organisasi Pramuka.

Kegiatan pramuka harus selalu dibimbing oleh Pembina/Pembantu Pembina dan bukan dipercayakan kepada senior ataupun alumni.

c. Mendorong Komitmen bersama seluruh stakeholder (termasuk kegiatan kesiswaan lain) untuk sekolah ramah anak."

Kabar Korban di Rumah Sakit

Seorang siswa korban lingkaran setan dalam kegiatan Pramuka SMAN 1 Ciamis harus mendapatkan perawatan. Ia adalah warga Pangandaran.

Dalam siaran langsung Facebook wartawan Tribunjabar.id dari Pangandaran Kamis (13/1/2022), terungkap bagaimana kondisi terkini siswa tersebut.

Saat ini, korban tengah terbaring di RSUD Pandega Pangandaran. Ia sedang menjalani perawatan dan sudah ditangani oleh dokter.

Kini, kondisi siswa korban Lingkaran setan Pramuka itu sudah mulai membaik.

"Kondisi korban sudah mulai membaik dan saat ini menunggu keputusan dari dokter," kata Padna, wartawan yang melaporkan langsung dari rumah sakit.

Berdasarkan laporan dari lapangan, siswa itu mengikuti kegiatan pramuka di sekolahnya, SMAN 1 Ciamis.

Ia harus mengikuti aksi saling pukul yang diperintahkan seniornya.

Baca juga: SAAT 21 Anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis Saling Hajar Saling Gaplok di Lingkaran Setan

Kegiatan itu bernama Lingkaran Setan, yang mana para anggota pramuka itu adu ketahanan kekuatan.

Siswa yang paling kuat dalam aksi saling pukul itu akan dipilih menjadi pimpinan sangga (ketua kelompok dalam regu).

Namun, kegiatan Lingkaran Setan ini dilakukan tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

Selain siswa yang dirawat di RSUD Pandega Pangandaran, ada juga tiga siswa lain yang merupakan korban Lingkaran Setan Pramuka itu.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved