Pramua Korban Lingkaran Setan

Saling Hajar di Kegiatan Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis Sudah Tradisi, Kini Baru Terungkap

F, warga Pangandaran, korban lingkaran setan dimana 21 anggota pramuka SMAN 1 Ciamis saling hajar saling gaplok, kondisinya mulai membaik. 

Penulis: Padna | Editor: Mega Nugraha
Shutterstock
Ilustrasi - kondisi siswa korban Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN  - F, warga Pangandaran, korban lingkaran setan dimana 21 anggota pramuka SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, saling hajar saling gaplok, kondisinya mulai membaik. 

F merupakan satu siswa kelas X di SMAN 1 Ciamis dan putra Ani Susani warga di Desa Babakan, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Jawa barat.

F dirawat di RSUD Pandega Pangandaran sedang menjalani perawatan dari tim medis.

F menyampaikan, peristiwa saling hajar saling gaplok di kegiatan lingkaran setan terjadi pada Sabtu (8/1/2022) siang di Sangga saat kegiatan Pramuka yang dilakukan seniornya.

Baca juga: SAAT 21 Anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis Saling Hajar Saling Gaplok di Lingkaran Setan

"Nah, di sangga, siang (8/1/2022) sekitar jam 12, kita se- sangga. Kan, ada 4 sangga. Saya di sangga penegas, di sangga penegas ada 21 anggota," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di sela sela istirahatnya di RSUD Pandega Pangandaran, Kamis (13/1/2022) siang.

Kemudian, siang jam sekitar jam 12 Ia bersama temannya berkumpul di salah satu rumah.

"Terus, kita pergi ke rumah yang kosong itu. Setelah tiba di rumah tersebut, kita disuruh membuat lingkaran setan. Di lingkaran setan, kita disuruh melingkar semuanya. Kemudian kita disuruh saling tampar sesama teman, sampai se'jam lebih," katanya.

Menurutnya, kegiatan lingkaran setan itu hanya dilakukan sekitar satu hari. Di hari Sabtu (8/1/2022), dari jam 12 sampai selesai jam setengah 3.

"Dampak kegiatan lingkaran setan, saya luka-luka lebam dan yang lainnya juga sama lebam gitu," ucap F.

F mengaku, baru kali ini melakukan kegiatan lingkaran setan dalam Pramuka di SMAN 1 Ciamis.

"Saya sebelumnya belum pernah, hanya pas hari itu saja. Namun, kata senior kegiatan itu (lingkaran setan), sudah turun temurun. Jadi, itu sudah turun temurun dari dulu. Jadi, kalau saya sudah lulus gitu, nanti juga suruh membuat seperti itu (lingkaran setan) lagi," katanya.

Baca juga: Eksekusi Rumah Warga di Sumedang yang Diganti Rp 3,6 M Untuk Tol Cisumdawu Dikawal Polisi Tentara

Ia bersyukur, kini kondisinya sudah mulai merasa membaik dan sehat.

"Sudah mulai baikan, cuman yang terasa tinggal pusing," ucap F

Sementara ibunya F, Ani Susani menyayangkan, sekolah yang sudah ternama terjadi kejadian seperti ini.

"Sayang, padahal sekolah bagus tapi ada kejadian seperti itu (lingkaran setan saat Pramuka yang berakhir buruk bagi anaknya)," ujarnya. *

Keluarga Minta Pelaku Ditindak

Sebanyak 21 anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis masuk rumah sakit karena dipaksa saling hajar oleh seniornya dalam kegiatan bernama lingkaran setan.

Salah satu korban berinisial F, siswa kelas X di SMAN 1 Ciamis, warga Desa Babakan Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran.

Saat ini, F dirawat di RSUD Pandega Pangandaran setelah alami luka-luka di tubuhnya akibat saling hajar saling gaplok sesama temannya.

Baca juga: Gunakan Jaket yang Aman dan Nyaman Saat Berkendara

Ani Susanti, orangtua F, bercerita, anaknya sempat pamit untuk ikuti kegiatan pramuka di SMAN 1 Ciamis.

"Terakhir komunikasi, anak saya minta restu. Bahwa, sebentar lagi akan dilantik, dan mudah mudahan terpilih menjadi pinsa (pimpinan sangga)," ujarnya menirukan ucapan anaknya, saat ditemui sejumlah wartawan di RSUD Pandega Pangandaran, Rabu (12/1/2022) sore.

Di akhir acara, senior pramuka di SMAN Ciamis membuat kegiatan pada Sabtu (8/1/2022). Kegiatan itu bernama lingkaran setan.

"Akhirnya, pada hari Sabtu (8/1/2022), ternyata, seluruh anak di sangga itu, 21 anggota disuruh membuat lingkaran, yang dinamakan lingkaran setan," kata dia.

Di kegiatan lingkaran setan itu, mereka saling hajar diperintah seniornya. Ada saling hajar, saling gaplok. Siapa yang kuat sampai akhir, dia akan terpilih.

"Saling pukul, kudu tarik silih gablok (harus kencang saat dipukul). Siapa yang tangguh mendapat pukulan itu, maka akan terpilih menjadi pinsa," ucap Ani.

Dan yang kuat itu, hanya tersisa empat siswa dan yang satu mundur karena memang tidak sanggup. 

"Yang tetap kokoh adalah empat orang, yaitu  anak berinisial M, E dan juga anak Saya (F)," kata dia.

Mereka, semuanya tangguh tetapi pada akhirnya ternyata anak-anak mengalami lebam-lebam, sakit panas semuanya.

"Kemudian, kalau M itu ada robek di bagian bibir, kalau anak saya luka lebam, ada luka tamparan atau ada luka pukulan," ujarnya..

Menurutnya, awal mengetahui anaknya mengalami luka-luka yaitu dari satu orang tuanya korban berinisial E.

"Ternyata, menurut cerita anak saya, bahwa karena ketiga anak kondisinya panas, termasuk anak Saya yang keadaannya paling parah itu dibawa ke kosannya senior," ucap Ani.

Korban saling hajar sempat diobati ala kadarnya oleh sejumlah senior anggota pramuka SMAN 1 Ciamis.

Paginya, katanya M pulang, kemudian akhirnya bertemu dengan ayahnya dan ayahnya merasa curiga.

"Ketika ditanya ayahnya, anak tersebut bercerita semuanya. Dan dari situ ketahuan, bahwa ini ada unsur penganiayaan yang tidak wajar," ucap ceritanya.

Ia berharap, pihak terkait serius menangani terduga pelaku percobaan penganiayaan yang merupakan seniornya.

"Harapan saya hanya satu, bagaimana caranya seluruh pihak menangani kasus ini agar anak tersebut jera, dan tidak terulang lagi," ucap Ani. * 

Istri Gubernur Jabar Minta Maaf

Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan peristiwa saling hajar anggota Pramuka SMAN Ciamis bukan kegiatan Pramuka.

"Kegiatan lingkaran setan bukanlah kegiatan resmi Pramuka. Kegiatan ini murni diinisiasi senior/alumni yang dilakukan tanpa izin sekolah/gugus depan dan tidak dihadiri oleh pembina dan pelatih," katanya melalui akun instagramnya, Kamis (13/1).

Atalia menjelaskan mengenai aktifitas saling hajar bernama lingkaran setan, berdasarkan informasi yang diterimanya, dialami para anggota Pramuka secara bersamaan.

"Sebetulnya ini kejadiannya bareng, jadi ini saling pukul. Kalau info yang saya dapat memang pemukulannya itu kayak melingkar, kemudian akhirnya senior turun tangan ikutan. Tapi detailnya belum bisa disampaikan seperti apa," katanya.

Istri Gubernur Jabar itu mengatakan atas nama pimpinan Kwarda Pramuka Jabar memohon maaf kepada semua pihak atas kejadian tersebut dan bersama-sama akan memastikan kejadian seperti itu tidak terulang kembali.

Adapun beberapa arahan yang perlu dilakukan adalah  moratorium atau penghentian sementara kegiatan pramuka yang ada di gudep SMAN 1 Ciamis. Ia pun meminta usut tuntas kasus ini.

"Menginstruksikan agar semua pihak melakukan pembenahan dan konsolidasi, memperbaiki stuktur dan pola pembinaan yang akan berdampak pada pemutusan mata rantai kejadian serupa di seluruh jenjang organisasi Pramuka," tuturnya.

Kegiatan pramuka, katanya, harus selalu dibimbing oleh pembina atau pembantu pembina dan bukan dipercayakan kepada senior ataupun alumni. Ia pun menyatakan mendorong jomitmen bersama seluruh stakeholder, termasuk kegiatan kesiswaan lain, untuk sekolah ramah anak.

Atas kejadian itu, dia memberlakukan moratorium kegiatan Pramuka di SMAN 1 Ciamis

Pemberhentian sementara kegiatan kepramukaan ini dilakukan sehubungan dengan terjadinya pemukulan kepada sejumlah anggota Pramuka yang menodai kegiatan kepramukaan SMAN 1 Ciamis.

"Arahan dari saya adalah melakukan moratorium atau memberhentikan sementara kegiatan pramuka yang ada di Gugus Depan SMAN 1 Ciamis," kata Atalia saat dihubungi, Rabu (12/1).

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved