Pramuka Korban Lingkaran Setan

SAAT 21 Anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis Saling Hajar Saling Gaplok di Lingkaran Setan

Sebanyak 21 anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis masuk rumah sakit karena dipaksa saling hajar oleh seniornya dalam kegiatan bernama lingkaran setan.

Penulis: Padna | Editor: Mega Nugraha
Shutterstock
Ilustrasi - kondisi siswa korban Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis. 

Kegiatan pramuka, katanya, harus selalu dibimbing oleh pembina atau pembantu pembina dan bukan dipercayakan kepada senior ataupun alumni. Ia pun menyatakan mendorong jomitmen bersama seluruh stakeholder, termasuk kegiatan kesiswaan lain, untuk sekolah ramah anak.

Atas kejadian itu, dia memberlakukan moratorium kegiatan Pramuka di SMAN 1 Ciamis

Pemberhentian sementara kegiatan kepramukaan ini dilakukan sehubungan dengan terjadinya pemukulan kepada sejumlah anggota Pramuka yang menodai kegiatan kepramukaan SMAN 1 Ciamis.

"Arahan dari saya adalah melakukan moratorium atau memberhentikan sementara kegiatan pramuka yang ada di Gugus Depan SMAN 1 Ciamis," kata Atalia saat dihubungi, Rabu (12/1).

Ia pun menginstruksikan kepada semua Pramuka di Jabar untuk melakukan pembenahan dan konsolidasi demi memperbaiki struktur dan tata tertib masing-masing.

"Agar nanti berdampak pada pemutusan mata rantai hal-hal yang berkaitan dengan hal seperti ini. Salah satunya adalah tidak melibatkan alumni untuk kegiatan kepramukaan, tetapi melibatkan pelatih dan pembina," katanya.

Ia menyatakan sangat penting untuk memperbaiki pola pembinaan Pramuka di Jabar. Selanjutnya ia memberikan arahan agar SMAN 1 Ciamis memberikan komitmen penuh untuk sekolah ramah anak. 

"Jadi artinya bahwa kegiatan-kegiatan ini bisa saja terjadi tidak hanya di kegiatan kepramukaan, karena organisasi kesiswaan banyak sekali. Dari mulai PMR, Paskibra, Pecinta Alam, dan sebagainya," tuturnya.

Ia mengatakan sekolah harus melakukan perlindungan secara utuh melalui komitmen sekolah ramah anak. Hal ini dilakukan dalam berbagai jenjang dan bidang organisasi.

Ia mengatakan Kwarda Jabar tengah fokus untuk langsung membantu korban dari peristiwa ini. Pihaknya pun fokus pada pembenahan karena khawatirnya kegiatan tidak saja terjadi di SMAN 1 Ciamis, namun bisa juga terjadi di sekolah-sekolah lain.

Ia mengatakan telah menghubungi langsung orang tua korban dan orang tua korban sangat mengerti mengenai kegiatan tersebut. Awalnya, ia berpikir orang tua korban akan sangat marah dengan hal yang menimpa anaknya.

"Beliau memahami. Saya pikir tadinya pasti marah, tapi ibunya tidak. Beliau berterima kasih banyak dapat perhatian dari semuanya, dari mulai ada Ketua PKK Kabupaten Ciamis, Ketua DPRD Ciamis, semua turun tangan khususnya untuk pengobatan dan lain-lain," katanya.

Berdasarkan informasi yang didapatnya, kejadian ini menodai Latihan Pasukan Tongkat (Paskat) Ambalan Ciungwanara SMAN 1 Ciamis.

Pada 6 Januari 2022, katanya, Ambalan Ciungwanara SMAN 1 Ciamis melaksanaakan kegiatan penerimaan anggota.

Kegiatan tersebut mendapat izin dari pihak sekolah. Bahkan kegiatan dihadiri pembina pramuka dan diikuti 70 anggota pramuka.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved