Kwarda Jabar Arahkan Moratorium Pramuka SMAN 1 Ciamis, Imbas Kejadian Saat Latihan Pasukan Tongkat
Senada dengan Kwarcab Ciamis, Kwarda Jabar pun meminta agar kegiatan pramuka di SMAN 1 Ciamis dihentikan sementara.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil memberikan arahan untuk memberlakukan moratorium kegiatan Pramuka di SMAN 1 Ciamis.
Pemberhentian sementara kegiatan kepramukaan ini dilakukan sehubungan dengan terjadinya pemukulan kepada sejumlah anggota Pramuka yang menodai kegiatan kepramukaan SMAN 1 Ciamis.
"Arahan dari saya adalah melakukan moratorium atau memberhentikan sementara kegiatan pramuka yang ada di Gugus Depan SMAN 1 Ciamis," kata Atalia saat dihubungi, Rabu (12/1/2022).
Ia pun menginstruksikan kepada semua Pramuka di Jabar untuk melakukan pembenahan dan konsolidasi demi memperbaiki struktur dan tata tertib masing-masing.
"Agar nanti berdampak pada pemutusan mata rantai hal-hal yang berkaitan dengan hal seperti ini. Salah satunya adalah tidak melibatkan alumni untuk kegiatan kepramukaan, tapi melibatkan pelatih dan pembina," katanya.
Ia menyatakan sangat penting untuk memperbaiki pola pembinaan Pramuka di Jabar.
Selanjutnya ia memberikan arahan agar SMAN 1 Ciamis memberikan komitmen penuh untuk sekolah ramah anak.
"Jadi artinya bahwa kegiatan-kegiatan ini bisa saja terjadi tidak hanya di kegiatan kepramukaan, karena organisasi kesiswaan banyak sekali. Dari mulai PMR, Paskibra, Pecinta Alam, dan sebagainya," tuturnya.
Ia mengatakan sekolah harus melakukan perlindungan secara utuh melalui komitmen sekolah ramah anak. Hal ini dilakukan dalam berbagai jenjang dan bidang organisasi.
Ia mengatakan Kwarda Jabar tengah fokus untuk langsung membantu korban dari peristiwa ini.
Pihaknya pun fokus pada pembenahan karena khawatirnya kegiatan tidak saja terjadi di SMAN 1 Ciamis, namun bisa juga terjadi di sekolah-sekolah lain.
Ia mengatakan telah menghubungi langsung orang tua korban dan orang tua korban sangat mengerti mengenai kegiatan tersebut.
Awalnya, ia berpikir orang tua korban akan sangat marah dengan hal yang menimpa anaknya.
"Beliau memahami. Saya pikir tadinya pasti marah, tapi ibunya tidak. Beliau berterima kasih banyak dapat perhatian dari semuanya, dari mulai ada Ketua PKK Kabupaten Ciamis, Ketua DPRD Ciamis, semua turun tangan khususnya untuk pengobatan dan lain-lain," katanya.