Setahun Longsor Cimanggung Sumedang, Warga Sudah Jenuh Tinggal di Kontrakan, Menunggu Relokasi Rumah
Warga terdampak longsor di Dusun Bojongkondang, Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang meminta relokasi segera dilakukan pemerintah karena sudah jenuh
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNAJABAR.ID, SUMEDANG - Warga terdampak longsor di Dusun Bojongkondang, Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang meminta relokasi segera dilakukan pemerintah.
Warga mengatakan sudah jenuh tinggal di rumah kontrakan dan menunggu kapan bisa menempati rumah yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Tanggal 9 Januari 2021, bencana longsor yang memilukan terjadi di Dusun Bojongkondang, Cimanggung, Sumedang. Longsor memakan 40 jiwa itu hari ini 9 Januari 2022 genap setahun.
Longsor itu dipicu hujan deras di awal tahun lalu. Intensitas hujan tinggi membuat tebing di lereng pegunungan yang gundul akibat ditanami bangunan-bangunan kompleks perumahan longsor.
Wulan (30), anak mendiang pasangan Neni dan Kusnandar mengatakan, pihaknya sudah merasa jenuh tinggal di kontrakan.
"Iya, sudah jenuh, ingin secepatnya direlokasi. Saya berharap jangan digantung seperti ini, " kata Wulan kepada TribunJabar.id, Minggu.
Menurut Wulan, keluarga korban lainnya sudah berencana bakal mendatangi kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang untuk mempertanyakan kejelasan relokasi.
"Uang untuk banyar kontrakan Rp 500 ribu per bulan juga bulan ini belum kami terima," katanya.
Dia dan anggota keluarganya yang lain mengontrak di Desa Sawah Dadap, Kecamatan Cimanggung.
Baca juga: TPT Ambruk, Satu Rumah Warga di Cimanggung Sumedang Mengalami Rusak Berat
Hari ini, tepat setahun meninggalnya kedua orang tua Wulan akibat longsor itu.
Di rumah kontrakan bersama keluarga dan tetangga, dia akan melaksanakan upacara tahlil.
Doa-doa yang dipanjatkan untuk mendoakan kebaikan bagi arwah kedua orang tuanya.
Upacara tahlil atau kendurian biasanya dibubuhi dengan makanan-makanan yang disuguhkan kepada para pendoa, entah dimakan di tempat atau dibawa pulang. Dan Wulan belum punya makanan-makanan itu.
Pada tanggal 5 Januari 2022, Pemerintah Kecamatan Cimanggun telah memintanya juga warga terdampak lainnya, untuk membuat surat permohonan batuan logistik untuk tahlilan genap setahun, yang disebut haul.
Tetapi, kata dia, hingga saat ini batuan logistik tersebut tak kunjung datang.
"Bantuan logistik buat haul juga belum ada, haulnya bada Ashar sekarang di kontrakan. Kalau orang lain mah hailnya ada yang minggu depan," katanya.
Hingga kini, masih banyak keluarga korban terdampak di sekitar longsor yang nasibnya tidak menentu, menunggu relokasi. (*)