Update Omicron di Indonesia, Sudah 254 yang Positif Omicron, 15 di Antaranya Transmisi Lokal
Kini total kasus Omicron menjadi 254 kasus terdiri dari 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat tambahan kasus positif Omicron sebanyak 92 pada 4 Januari 2021.
Kini total kasus Omicron menjadi 254 kasus terdiri dari 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, penambahan kasus positif Omicron di Indonesia masih didominasi oleh WNI yang baru kembali dari perjalanan luar negeri.
“Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri. Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala."
"Gejala paling banyak adalah batuk (49%) dan pilek (27%),” kata dr Nadia dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (4/1/2022).
Untuk itu, Kemenkes menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.01/MENKES/1391/2021 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus COVID-19 Varian Omicron (B.1.1.529) yang ditandatangani Menteri Kesehatan pada 30 Desember 2021.
“Poin utama dari aturan ini untuk memperkuat koordinasi pusat dan daerah serta fasyankes dalam menghadapi ancaman penularan Omicron. Mengingat dalam beberapa waktu terakhir kasus transmisi lokal terus meningkat. Karenanya kesiapan daerah dalam merespons penyebaran Omicron sangat penting agar tidak menimbulkan cluster baru penularan Covid-19,” tuturnya.
Ditemukan Kerabat Jauh Omicron
Virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan penyakit virus corona (Covid-19) terus berkembang dengan cara yang membuatnya lebih mudah menular dan memungkinkannya menginfeksi orang yang seharusnya memiliki kekebalan tubuh.
Varian baru Covid-19 kini menunjukkan perubahan genetik yang berbeda dari urutan asli saat Covid-19 diidentifikasi, ini tentu saja memicu kekhawatiran diantara para ahli kesehatan global.
Menurut sebuah makalah yang diposting di medRxiv yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, strain paling baru Covid-19 yang memiliki 46 mutasi, tampaknya telah ditemukan di Prancis dan diyakini membuatnya lebih mudah menular dan resisten terhadap vaksin.
Varian baru yang dijuluki B.1.640.2. ini kali pertama ditemukan oleh para ilmuwan di Institut Rumah Sakit Universitas Infeksi Méditerranée (IHU) pada 10 Desember 2021.
Temuan ini pun diumumkan di Twitter bahwa mereka telah mendeteksi varian baru pada pasien dari Forcalquier, di wilayah Alpes-de-Haute-Provence.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (4/1/2022), 12 kasus varian 'kombinasi atipikal' telah dikonfirmasi di dekat daerah Marseilles, dengan laporan menunjukkan bahwa banyak dari pasien tersebut memerlukan tindakan rawat inap.
"Kami memang memiliki beberapa kasus varian baru ini di wilayah geografis Marseilles, kami menamakannya 'varian IHU'. Dua genom baru pun baru saja dikirimkan," tulis Profesor IHU dan Kepala Departemen yang menemukan varian tersebut, Profesor Philippe Colson.
'Kasus indeks' yang ditemukan adalah seorang laki-laki yang divaksinasi secara lengkap yang telah kembali dari perjalanan ke Kamerun pada November lalu.
Tiga hari kemudian ia dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan mengalami 'gejala pernafasan ringan'.
Pengujian pun telah menunjukkan bahwa varian ini membawa mutasi E484K yang diyakini membuatnya lebih kebal terhadap vaksin, serta mutasi N501Y yang awalnya ditemukan pada varian Alpha.
Fitur terakhir inilah yang dapat membuat varian baru ini lebih menular.
Menganalisis 'kerabat jauh' Omicron ini, para ilmuwan pun menulis dalam publikasi mereka bahwa deteksi selanjutnya oleh qPCR dari tiga mutasi pada gen lonjakan untuk menyaring varian, mengungkapkan kombinasi atipikal dengan negatif L452R, positif E484K, dan negatif E484Q yang tidak sesuai dengan pola varian Delta yang terlibat dalam hampir semua infeksi SARS-CoV-2 pada waktu itu.
Pola deteksi ini jug pernah dilakukan secara sistematis di Prancis dalam kasus positif SARS-CoV-2.
Omicron atau B.1.1.529 yang saat ini mendorong jumlah kasus Covid-19 ke level tertinggi baru di seluruh dunia, memang membawa sekitar 50 mutasi dan tampaknya lebih mampu menghindari kekebalan.
Namun penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Omicron cenderung tidak memicu penyakit parah.
Menggarisbawahi pentingnya pengujian dan 'pengawasan genomik', makalah tertanggal 29 Desember 2021 itu pun menyampaikan kesimpulan.
"Pengamatan ini menunjukkan sekali lagi ketidakpastian munculnya varian baru SARS-CoV-2 dan pengenalannya dari luar negeri, dan mereka menunjukkan kesulitan untuk mengendalikan pengenalan tersebut dan penyebaran selanjutnya," tulis penelitian itu.
Para akademisi yang berada di balik publikasi tersebut juga mengakui bahwa 'terlalu dini untuk berspekulasi tentang fitur virologi, epidemiologi, atau klinis dari varian IHU ini berdasarkan 12 kasus tersebut'.
Saat ini B.1.640.2. belum diselidiki oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan belum ditetapkan masuk dalam kategori 'varian yang menjadi perhatian' atau Variant of Concern (VoC).
Belum ada bukti pula yang menunjukkan bahwa varian baru kerabat jauh Omicron ini telah menyebar melewati perbatasan Prancis.
Sementara itu, Ahli Epidemiologi Amerika Serikat (AS) Eric Feigl-Ding pun menuliskan dalam cuitannya di Twitter untuk mempertimbangkan varian 'kombinasi atipikal'.
Kendati demikian ia berusaha untuk mengurangi kekhawatiran, menekankan bahwa strain baru memang terus-menerus terdeteksi.
Satu aspek yang menurutnya 'mengkhawatirkan' adalah bahwa tarif perawatan di ICU tampaknya jauh lebih tinggi di wilayah Prancis tempat klaster varian baru ini berada.
Ahli Virologi Imperial College London, Dr. Tom Peacock juga menggunakan Twitter untuk menyampaikan bahwa varian yang ditemukan IHU ini sebenarnya mendahului identifikasi 'Omicron'.
Sedangkan pakar lain telah menekankan bahwa sejak sampel positif dari strain ini kali pertama terdeteksi pada November lalu, kemungkinan besar telah disingkirkan oleh kemunculan varian Omicron yang disebut bersifat sangat mudah menular.