Update Omicron di Indonesia, Sudah 254 yang Positif Omicron, 15 di Antaranya Transmisi Lokal

Kini total kasus Omicron menjadi 254 kasus terdiri dari 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal.

Editor: Ravianto
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron. (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo) 

"Kami memang memiliki beberapa kasus varian baru ini di wilayah geografis Marseilles, kami menamakannya 'varian IHU'. Dua genom baru pun baru saja dikirimkan," tulis Profesor IHU dan Kepala Departemen yang menemukan varian tersebut, Profesor Philippe Colson.

'Kasus indeks' yang ditemukan adalah seorang laki-laki yang divaksinasi secara lengkap yang telah kembali dari perjalanan ke Kamerun pada November lalu.

Tiga hari kemudian ia dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan mengalami 'gejala pernafasan ringan'.

Pengujian pun telah menunjukkan bahwa varian ini membawa mutasi E484K yang diyakini membuatnya lebih kebal terhadap vaksin, serta mutasi N501Y yang awalnya ditemukan pada varian Alpha.

Fitur terakhir inilah yang dapat membuat varian baru ini lebih menular.

Menganalisis 'kerabat jauh' Omicron ini, para ilmuwan pun menulis dalam publikasi mereka bahwa deteksi selanjutnya oleh qPCR dari tiga mutasi pada gen lonjakan untuk menyaring varian, mengungkapkan kombinasi atipikal dengan negatif L452R, positif E484K, dan negatif E484Q yang tidak sesuai dengan pola varian Delta yang terlibat dalam hampir semua infeksi SARS-CoV-2 pada waktu itu.

Pola deteksi ini jug pernah dilakukan secara sistematis di Prancis dalam kasus positif SARS-CoV-2.

Omicron atau B.1.1.529 yang saat ini mendorong jumlah kasus Covid-19 ke level tertinggi baru di seluruh dunia, memang membawa sekitar 50 mutasi dan tampaknya lebih mampu menghindari kekebalan.

Namun penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Omicron cenderung tidak memicu penyakit parah.

Menggarisbawahi pentingnya pengujian dan 'pengawasan genomik', makalah tertanggal 29 Desember 2021 itu pun menyampaikan kesimpulan.

"Pengamatan ini menunjukkan sekali lagi ketidakpastian munculnya varian baru SARS-CoV-2 dan pengenalannya dari luar negeri, dan mereka menunjukkan kesulitan untuk mengendalikan pengenalan tersebut dan penyebaran selanjutnya," tulis penelitian itu.

Para akademisi yang berada di balik publikasi tersebut juga mengakui bahwa 'terlalu dini untuk berspekulasi tentang fitur virologi, epidemiologi, atau klinis dari varian IHU ini berdasarkan 12 kasus tersebut'.

Saat ini B.1.640.2. belum diselidiki oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan belum ditetapkan masuk dalam kategori 'varian yang menjadi perhatian' atau Variant of Concern (VoC).

Belum ada bukti pula yang menunjukkan bahwa varian baru kerabat jauh Omicron ini telah menyebar melewati perbatasan Prancis.

Sementara itu, Ahli Epidemiologi Amerika Serikat (AS) Eric Feigl-Ding pun menuliskan dalam cuitannya di Twitter untuk mempertimbangkan varian 'kombinasi atipikal'.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved