Gejala yang Paling Banyak Dialami Pasien Positif Omicron, Apa Itu?

Hingga Selasa (4/1/2022), total kasus Omicron menjadi 254 kasus, terdiri dari 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 ka

Editor: Ravianto
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron. (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo) 

TRIBUNJABAR.ID - Berikut gejala paling banyak yang dialami penderita kasus positif Omicron, menurut Kementerian Kesehatan.

Juru Bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmidzi mengatakan bahwa penambahan kasus positif Omicron di Indonesia masih didominasi oleh WNI yang baru kembali dari perjalanan luar negeri.

Kemenkes mencatat ada 92 kasus konfirmasi Omicron baru pada 4 Januari 2021.

Hingga Selasa (4/1/2022), total kasus Omicron menjadi 254 kasus, terdiri dari 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal.

Gejala paling banyak yang dialami penderita Omicron

dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan gejala paling banyak yang dialami penderita.

“Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri. Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen),” kata dr Nadia, dikutip dari kemkes.go.id.

Selain itu, Kemenkes juga mendorong daerah untuk memperkuat kegiatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), aktif melakukan pemantauan apabila ditemukan cluster-cluster baru Covid-19 dan segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pusat apabila ditemukan kasus konfirmasi Omicron di wilayahnya.

“Poin utama dari aturan ini untuk memperkuat koordinasi pusat dan daerah serta fasyankes dalam menghadapi ancaman penularan Omicron. Mengingat dalam beberapa waktu terakhir kasus transmisi lokal terus meningkat, ujar dr Nadia.

Kesiapan daerah dalam merespons penyebaran Omicron menjadi sangat penting agar tidak menimbulkan cluster baru penularan Covid-19.

Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan

Selain itu, dr Nadia juga menekankan kewaspadaan individu untuk terus ditingkatkan guna menghindari potensi penularan Omicron.

Protokol kesehatan 5M dan vaksinasi harus berjalan beriringan sebagai kunci untuk melindungi diri dan orang sekitar dari penularan Omicron.

Diketahui, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Sejak ditemukan pertama kali pada Rabu, 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved