Kisah Opang, 40 Tahun Jadi Perajin Terompet, Kini Terpaksa Berhenti Produksi karena Pandemi Covid-19

Penghasilannya di usaha terompet pun masih harus terhenti, namun Opang masih berusaha untuk bertahan dengan melakukan pekerjaan lain.

Tribun Jabar/ Putri Puspita
Perajin terompet, Opang Sopandi 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - "Sedih, saya cuma berharap keadaan bisa kembali normal,"

Itulah yang diharapkan oleh Opang Sopandi (62), seorang perajin terompet yang tinggal di Gang Suhari, Ciumbuleuit, Hegarmanah.

Mata pencaharian Opang hingga saat ini masih terdampak pandemi covid-19.

Terompet menjadi hal wajib dan banyak dicari oleh banyak orang di saat penghujung akhir tahun.

Baca juga: Polisi Tak Akan Terapkan Ganjil Genap di Kawasan Lembang Saat Libur Tahun Baru

Sambil menunggu detik-detik pergantian tahun, saat merayakan perayaan tahun baru, suara terompet akan menggaung di seluruh lokasi sebagai bentuk selebrasi.

Namun ketika virus corona melanda, terompet tidak diperkenankan untuk dijual untuk menghentikan penyebaran melalui droplet pada terompet.

Beberapa sektor pun selama 2 tahun ini mulai bangkit untuk kembali berjualan, namun tidak bagi Opang.

Ia masih merasakan keadaan yang sama, apalagi 7 bulan lalu, ia baru saja ditinggalkan oleh sang istri yang meninggal akibat Covid-19.

Penghasilannya di usaha terompet pun masih harus terhenti, namun Opang masih berusaha untuk bertahan dengan melakukan pekerjaan lain.

"Saya produksi terompet sudah 40 tahunan, biasanya terompet yang saya jual ramai ada di sepanjang jalan Cipaganti, Cihampelas, dan hotel-hotel," ujar Opang saat ditemui di rumahnya, Kamis (30/12/2021).

Pesanan untuk terompet tahun baru, kata Opang, biasanya sudah ia mulai kerjakan pada 3 bulan sebelumnya.

Pada 2016, pesanan terompet buatan Opang sempat meledak dan terjual hingga 4.000 terompet.

Saat itu ia pun membuat 5 jenis terompet dengan desain yang berbeda-beda.

"Tahun ini 0 produksi. Terompet tahun lalu produksi 1.000 dan ini masih banyak sisa di rumah, ada juga yang sempat dibuang isinya 2 karung," kata Opang.

Baca juga: Polisi Tak Akan Terapkan Ganjil Genap di Kawasan Lembang saat Libur Tahun Baru, Ini Rencananya

Ramainya pembeli terompet pada tahun sebelumnya, membuat Opang mampu merekrut 4 orang karyawan dan seluruh rumahnya dipenuhi dengan isi terompet.

Ia pun mengirim terompetnya hingga ke Tasikmalaya, Pangandaran,dan Garut.

Namun untuk tahun ini, Opang harus berhenti produksi, dikarenakan aturan yang tidak diperbolehkan ada acara keramaian saat malam pergantian tahun baru.

Ia merasa sedih dengan kondisi yang belum bisa membaik untuk usaha terompet yang menghidupi dirinya dan keluarga.

Kini Opang pun mencari pengasilan sebagai teknisi mesin air untuk kegiatan sehari-harinya.

Baca juga: Kumpulan Kata-kata Mutiara Selamat Tahun Baru 2022, Buat Update Status Media Sosial

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved