Nasib Pilu TKW Indramayu, 14 Tahun Ditahan Majikan di Irak, Gaji Tidak Dibayar Selama 4 Tahun

Nasib pilu dialami Sutinih (42), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Kabupaten Indramayu yang bekerja di Erbil, Irak.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Tribunjabar.id
Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih saat menunjukan foto Sutinih, TKW yang tertahan di Irak, Senin (20/12/2021). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Nasib pilu dialami Sutinih (42), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Kabupaten Indramayu yang bekerja di Erbil, Irak.

Warga Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat itu tertahan tidak boleh pulang oleh majikannya selama 14 tahun lamanya.

Selain itu, gaji Sutinih selama 4 tahun diketahui juga belum dibayarkan oleh majikan.

Baca juga: Yuli TKW Indonesia Terima Warisan Rp 1 M dari Aktor Asal Taiwan yang Pernah Main Bareng Jet Li

Kondisi tersebut terungkap setelah suami Sutinih, Carudin membuat pengaduan ke Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu.

"Sekitar 4 tahun, gajinya ini belum dibayarkan majikan," ujar Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih kepada Tribuncirebon.com, Senin (20/12/2021).

Juwarih menceritakan, diketahui majikan Sutinih, enggan memulangkan TKW yang bersangkutan dengan alasan sudah merekrut dengan harga mahal.

Sutinih, TKW Indramayu yang tertahan di Irak
Sutinih, TKW Indramayu yang tertahan di Irak (Istimewa)

Baca juga: Telaten Merawat Majikan Sebelum Meninggal, TKW Indonesia Ini Dapat Warisan Uang hingga Perhiasan

Masih disampaikan Juwarih, di Irak, Sutinih diketahui juga tidak diberi kebebasan untuk berkomunikasi dengan keluarga.

Sutinih hanya diberi kesempatan menghubungi keluarga 1 kali dalam waktu 3 bulan.

"Lalu kalau keluarga ingin menelepon, sama majikannya itu selalu ditolak teleponnya. Harus dari sana yang nelepon, itu pun diberi waktu 1x dalam 3 bulan," ujar dia.

Kondisi tersebut, membuat keluarga khawatir, khususnya suami Sutinih.

Ditambah, dalam komunikasinya yang terakhir, Sutinih sangat berharap ia bisa dipulangkan ke tanah air. 

Permintaan itu selalu ia sampaikan kepada suaminya setiap kali mendapat kesempatan untuk menghubungi keluarga.

Oleh karena itu, pihak keluarga kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada SBMI untuk upaya pemulangan.

"Setiap kali meminta untuk dipulangkan, namun jawaban dari majikan selalu nanti-nanti saja, menurut suami Sutinih, majikannya juga pernah berkata bahwa untuk mendapatkan pembantu dari Indonesia itu harganya mahal," ujar Juwarih.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved