Saat Libur Natal dan Tahun Baru, Wisatawan Harus Siap Rapid Test di 8 Kawasan Wisata di Jabar Ini
Pada masa Natal dan Tahun Baru 2022, Pemerintah Provinsi Jabar bersama kabupaten dan kota akan menggencarkan upaya 3T tracing, testing, treatment
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pada masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama kabupaten dan kota akan menggencarkan upaya 3T tracing, testing, treatment atau pelacakan, pengetesan, dan perawatan, untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Apalagi, varian Omicron sudah diumumkan terdeteksi di Indonesia, Kamis (16/12).
Ketua Divisi Pariwisata Telekomunikasi dan Transportasi Satgas Pemulihan Ekonomi Daerah (PED) Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan setidaknya ada delapan titik atau kawasan pariwisata di Jabar yang menjadi fokus pengetesan Covid-19.
Dedi yang juga Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat ini pun mengatakan, hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di kawasan wisata, utamanya mencegah varian Omicron yang sangat mudah menular.
"Di tempat wisata kami akan lakukan rapid antigen di delapan titik yang punya daya tarik wisata," kata Dedi di Bandung, Jumat (17/12).
Ia mengatakan kawasan tersebut di antaranya:
1. Kawasan Puncak yang meliputi Bogor dan Cianjur
2. Bandung Raya utamanya Kabupaten Bandung dan Bandung Barat
3. Palabuhanratu Sukabumi
4. Kawasan wisata Pangandaran
5. Kawasan Cipanas Garut
6. Kawasan wisata di utara Jabar utamanya Cirebon dan Kuningan.
Dedi mengatakan hal serupa juga didorong dilakukan oleh pemerintah kota dan kabupaten lainnya di Jabar.
Baca juga: Dibablasin, Tidak Ada Penyekatan Jalan saat Libur Nataru di Wilayah Ciamis
Dengan perhitungan setiap daerah menyediakan pengetesan acak sebanyak 1.500 orang di tempat wisata, maka di Jabar yang punya 27 kota dan kabupaten, totalnya akan ada 40.500 orang yang akan dites di masa nataru tersebut.
Dedi mengatakan akan memperketat kegiatan di kawasan wisata dengan memberlakukan kewajiban akses aplikasi PeduliLindungi dan penegakan protokol kesehatan.
Karena itu, mereka yang bisa berwisata hanya yang sudah mendapat dua dosis vaksin dan dinyatakan sehat.
"Berarti virusnya mau jenis apapun, tetap ya sepertinya protokol kesehatan yang paling penting. Itu akan kita proses dan yang kedepankan. Kami sudah sadar untuk menggunakan masker, sudah 97 persen, vaksin dosis 1 sudah hampir 70 persen, dan dosis 2 sudah mencapai 50 persen, kita kejar terus sampai akhir tahun ini," ujar Dedi.

Apalagi, katanya, vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun telah dimulai. Hal ini tentunya akan mempercepat capaian target kekebalan kelompok pada akhir tahun 2021.
Sedangkan di bidang transportasi selama libur nataru, katanya, tidak akan ada penyekatan.
Namun demikian, tetap akan ada pemberlakuan ganjil-genap, itupun sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Dedi meminta masyarakat yang hendak berwisata di masa Nataru ini memperketat protokol kesehatan.
Bagi yang belum mendapat vaksin, agar dapat segera mendapatkannya di fasilitas kesehatn terdekat. (*)