Tiga Kali Berturut-turut Rumah Fuadi di Indramayu Diterjang Puting Beliung, Begini Penjelasannya
Bencana angin puting beliung yang menerjang sejumlah rumah di Desa Cadangpinggan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu bukan yang pertama.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Bencana angin puting beliung yang menerjang sejumlah rumah di Desa Cadangpinggan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu bukan yang pertama.
Hal tersebut disampaikan salah seorang warga, Fuadi (69) saat Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu melakukan assessment di desa setempat, Selasa (14/12/2021).
Fuadi menceritakan, secara pribadi, ia sudah menjadi korban amukan angin puting beliung itu sebanyak 3 kali.
Baca juga: Angin Puting Beliung di Desa Cadangpinggan Indramayu Bukan Kali Pertama Terjadi, Ini Kesaksian Warga
"Pertama itu pernah tahun 2006, terus tahun 2020 dan terakhir tahun 2021 ini," ujar dia.
Fuadi mengatakan, angin puting beliung itu selalu datang dari areal pesawahan lalu merambat ke pemukiman warga.
Rumah milik Fuadi yang tidak jauh dari pesawahan pun selalu menjadi korban, genteng-genteng atap rumahnya rusak terbawa angin.
Kata Fuadi, setiap kejadian angin puting beliung itu, ia selalu melihat secara langsung. Bentuk angin berputar berwarna hitam dan putih tampak jelas saat kejadian.
Angin puting beliung itu datang dibarengi hujan deras dan petir. Ia pun bersama keluarganya langsung mengumandangkan adzan setiap ada angin puting beliung, dengan harapan diberi keselamatan.
Baca juga: Cerita Herry Wirawan si Guru Cabul Semula Pakai Motor, Tiba-tiba Punya Mobil dan Tempati Rumah Mewah
"Mau lari juga bingung, tapi kata orang tua saya dulu misal ada puting beliung jangan di dalam rumah takut ketimpa reruntuhan," ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Desa Cadangpinggan kembali dilanda bencana angin puting beliung. Kejadian itu terjadi pada Minggu (12/12/2021) kemarin.
Secara keseluruhan, ada sebanyak 27 rumah warga mengalami kerusakan dan 50 pohon tumbang di desa setempat.
Penyebab Angin Puting Beliung
Proses terjadinya angin puting beliung Angin puting beliung sering terjadi di daratan.
Bila terjadi di laut, disebut water spout. Arah gerakan angin puting beliung pun tergantung pada awan cumulisnimbus (CB).
Proses terjadi angin puting beliung hanya berasal dari awan CB, bukan pergerakan angin monsun.
Kecepatan angin mencapai 30-40 atau 50 knots dengan durasi yang sangat singkat. Angin puting beliung biasanya menerjang selama tiga hingga maksimal lima menit.
Jangkauan daerah yang rusak akibar angin puting beliung bisa mencapai 5 hingga 10 Km. Angin puting beliung tidak datang secara serta merta.
Anda bisa mengetahui angin puting beliung akan datang bila, satu hari sebelumnya udara pada malam hingga pagi hari terasa panas, pengap, atau sumuk.
Selain itu, terlihat awan cumulus sekitar pukul 10.00 pagi.
Di antara awan tersebut, ada satu jenis awan yang berbatas tepi sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
Awan tersebut akan cepat berubah warna, menjadi hitam gelap. Selain itu, udara di sekitar tempat kita berdiri menjadi dingin.
Bila dahan/ranting bergoyang cepat, artinya hujan dan angin kencang akan datang. Bila terdengar sambaran petir yang cukup keras, maka ada kemungkinan hujan lebat, petir, dan angin kencang akan terjadi.
Jika satu atau tiga hari berturut-tutur tidak ada hujan pada musim penghujan, maka ada kemungkinan hujan deras yang turun pertama kali diikuti angin kencang. Baik yang masuk dalam kategori angin puting beliung maupun tidak.